kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Harga Minyak Dunia Melonjak Senin (13/1), Brent ke US$80,96 dan WTI ke US$77,87


Senin, 13 Januari 2025 / 19:38 WIB
Harga Minyak Dunia Melonjak Senin (13/1), Brent ke US$80,96 dan WTI ke US$77,87
ILUSTRASI. Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin (13/1), dengan minyak mentah Brent melampaui US$80 per barel, tertinggi dalam lebih dari empat bulan. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin (13/1), dengan minyak mentah Brent melampaui US$80 per barel, tertinggi dalam lebih dari empat bulan.

Kenaikan ini dipicu oleh sanksi Amerika Serikat (AS) yang lebih luas terhadap minyak Rusia dan dampak yang diharapkan pada ekspor ke pembeli utama seperti India dan China.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$1,20 atau 1,5% menjadi US$80,96 per barel pada pukul 10:22 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 27 Agustus di US$81,49.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), naik US$1,30 atau 1,7%, menjadi US$77,87 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak 15 Agustus di US$78,58.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, India dan China Terancam Krisis Energi

Baik Brent maupun WTI telah naik sekitar 6% sejak 8 Januari, melonjak pada Jumat setelah Departemen Keuangan AS menerapkan sanksi lebih luas terhadap minyak Rusia.

Sanksi ini mencakup produsen Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta 183 kapal yang mengangkut minyak Rusia, untuk menargetkan pendapatan yang digunakan Moskow dalam pendanaan perang dengan Ukraina.

Ekspor minyak Rusia diperkirakan akan sangat terganggu oleh sanksi baru ini, memaksa China dan India mencari pasokan minyak dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika, yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan harga dan biaya pengiriman, menurut para pedagang dan analis.

"Ada kekhawatiran nyata di pasar tentang gangguan pasokan. Skenario terburuk untuk minyak Rusia tampaknya menjadi kenyataan," kata analis PVM, Tamas Varga.

"Namun, masih belum jelas apa yang akan terjadi setelah Donald Trump menjabat pekan depan."

Baca Juga: Harga Minyak Berpotensi Melampaui US$ 85 Per Barel, Terdorong Sanksi AS ke Rusia

Sanksi ini mencakup periode transisi hingga 12 Maret, sehingga gangguan besar mungkin belum terjadi, tambah Varga.

Goldman Sachs memperkirakan kapal-kapal yang terkena sanksi baru mengangkut 1,7 juta barel per hari (bph) minyak pada 2024, atau 25% dari ekspor Rusia.

Bank ini semakin mengharapkan proyeksi rentang harga Brent sebesar US$70-US$85 akan cenderung naik, tulis analis dalam sebuah catatan.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×