kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Harga Minyak Naik Akibat Gangguan Produksi di Ladang Sverdrup, WTI ke US$68,41


Senin, 18 November 2024 / 23:09 WIB
Harga Minyak Naik Akibat Gangguan Produksi di Ladang Sverdrup, WTI ke US$68,41
ILUSTRASI. Harga minyak mentah bergerak kenaikan pada Senin (18/11), setelah produksi di ladang minyak raksasa Johan Sverdrup, Norwegia, dihentikan. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah bergerak kenaikan pada Senin (18/11), setelah produksi di ladang minyak raksasa Johan Sverdrup, Norwegia, dihentikan.

Kenaikan harga ini juga didorong oleh eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina. 

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik sebesar US$1,52 atau 2,14% menjadi US$72,56 per barel pada pukul 15.03 GMT.

Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,39 atau 2,07% menjadi US$68,41 per barel. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Senin (18/11), Ketegangan Rusia-Ukraina Meningkat

Perusahaan energi Norwegia, Equinor, mengumumkan bahwa produksi di ladang minyak Johan Sverdrup—ladang minyak terbesar di Eropa Barat—dihentikan akibat gangguan pasokan listrik di darat. Hingga kini, belum ada kepastian mengenai kapan produksi akan dilanjutkan. 

Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan bahwa gangguan ini dapat memperketat pasokan minyak mentah di kawasan Laut Utara, yang menjadi basis untuk kontrak futures Brent. 

Selain itu, eskalasi perang di Ukraina juga mendorong kenaikan harga minyak. 

Perubahan Kebijakan AS Memanaskan Konflik

Dalam langkah yang dianggap sebagai perubahan besar dalam kebijakan Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia.

Dua pejabat AS dan satu sumber yang mengetahui keputusan ini mengonfirmasi informasi tersebut pada Minggu. 

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Perdagangan Senin (18/11) Pagi

Kremlin menanggapi dengan keras keputusan ini, menyebut langkah tersebut sebagai tindakan "ceroboh" yang meningkatkan risiko konfrontasi dengan NATO yang dipimpin AS. 

Analis pasar IG Tony Sycamore menyebut keputusan Biden dapat memicu tekanan geopolitik pada harga minyak, terutama setelah muncul laporan bahwa pasukan Korea Utara turut bergabung dalam konflik tersebut. 

Sementara itu, analis energi dari MST Marquee, Saul Kavonic, memperingatkan bahwa harga minyak bisa terus naik jika Ukraina mulai menargetkan infrastruktur minyak Rusia, meskipun ekspor minyak Rusia belum terlalu terdampak. 

Serangan Udara Terbesar Rusia dalam Tiga Bulan

Pada Minggu, Rusia melancarkan serangan udara terbesar dalam tiga bulan terakhir ke Ukraina, menyebabkan kerusakan parah pada sistem energi negara tersebut. 

Sebelumnya, harga Brent dan WTI sempat turun lebih dari 3% pekan lalu akibat data lemah dari tingkat pengolahan kilang di China.

Penurunan tersebut juga dipicu oleh prediksi Badan Energi Internasional (IEA) bahwa pasokan minyak global akan melebihi permintaan hingga lebih dari 1 juta barel per hari pada 2025, meskipun OPEC+ tetap melakukan pemangkasan produksi.

Selanjutnya: EMC Healthcare Luncurkan InterSystems TrakCare guna Efisiensi Operasional

Menarik Dibaca: Universitas Ciputra Ajak Mahasiswa Ikut Pameran SIAL Interfood 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×