kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Dunia Melonjak US$3 karena Perkiraan Stok yang Ketat, Jumat (13/10)


Jumat, 13 Oktober 2023 / 18:34 WIB
Harga Minyak Dunia Melonjak US$3 karena Perkiraan Stok yang Ketat, Jumat (13/10)
ILUSTRASI. Harga minyak dunia


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak US$3 pada hari Jumat (13/10), setelah Amerika Serikat (AS) memperketat program sanksinya terhadap ekspor minyak mentah Rusia.

Situasi ini meningkatkan kekhawatiran pasokan di pasar yang sudah ketat, dengan persediaan global yang diperkirakan akan menurun hingga kuartal keempat.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,88 menjadi US$88,88 per barel pada pukul 1050 GMT.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,91 menjadi US$85,82 per barel. Kedua harga minyak acuan ini sebelumnya telah naik lebih dari US$3.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Sepekan, Minyak WTI Menguat Setelah Turun 3 Hari Beruntun

Meskipun terjadi fluktuasi sepanjang minggu di kedua harga acuan minyak tersebut, Brent ditetapkan untuk kenaikan mingguan sekitar 5%.

Sementara minyak WTI ditetapkan untuk naik lebih dari 3,5% untuk minggu ini, setelah keduanya melonjak pada hari Senin.

Kenaikan ini didorong oleh potensi gangguan pada ekspor Timur Tengah setelah serangan akhir pekan oleh kelompok militan Islamis Hamas terhadap Israel mengancam konflik yang lebih luas.

"(Sebuah) premi risiko geopolitik masih bertahan di sekitar sudut yang kemungkinan akan mendukung harga minyak dalam jangka pendek," kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA dikutip dari Reuters.

Wong menambahkan, pasar paling khawatir mengenai hambatan suplai dari Timur Tengah dan Rusia.

Namun konflik di Timur Tengah sejauh ini memiliki dampak yang terkendali pada harga minyak mentah, kata analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen dan Carsten Fritsch dalam sebuah catatan riset.

"Sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa negara-negara produsen minyak terkemuka di kawasan ini akan terlibat langsung dalam konflik militer, yang akan mengancam untuk membatasi produksi minyak mentah negara-negara ini," kata mereka.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Setelah Janji Arab Saudi Rabu (11/10), WTI ke USS$85,13

Pada hari Kamis, AS menjatuhkan sanksi pertama pada para pemilik tanker yang mengangkut minyak Rusia dengan harga di atas batas harga G7 yaitu US$60 per barel, untuk menutup celah pada mekanisme yang dirancang untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia dan eksportir utama dan pengawasan AS yang lebih ketat terhadap pengirimannya dapat mengurangi pasokan.

Juga pada hari Kamis, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global, dengan mengutip tanda-tanda ekonomi dunia yang tangguh sepanjang tahun ini dan memperkirakan kenaikan permintaan lebih lanjut di China, pengimpor minyak terbesar di dunia.

"Masalah sisi pasokan tetap menjadi fokus di pasar minyak mentah," Daniel Hynes, senior commodity strategist di ANZ.

Hynes menambahkan bahwa harga pada awal perdagangan pada hari Jumat naik karena penegakan sanksi AS yang lebih kuat.

"Sentimen juga terdorong setelah OPEC mengatakan bahwa mereka memperkirakan stok minyak mentah akan merosot sebesar 3 (juta barel per hari) pada kuartal ini. Hal ini mengasumsikan bahwa tidak ada gangguan pasokan lebih lanjut yang berasal dari perang Israel-Hamas," kata Hynes.

Harga minyak juga mengabaikan data yang dirilis pada hari Jumat yang menunjukkan penurunan impor minyak mentah dari bulan ke bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×