Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Rabu (11/10). Kekhawatiran akan gangguan pada suplai akibat konflik di Timur Tengah mereda sehari setelah produsen utama OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk membantu menstabilkan pasar.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 78 sen atau 0,89% menjadi US$86,87 per barel pada pukul 1225 GMT.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 84 sen atau 0,98% menjadi US$85,13 per barel.
Baca Juga: Begini Dampak Kenaikan Harga Minyak Dunia Terhadap Operasional KKKS
Brent dan WTI telah melonjak lebih dari US$3,50 pada hari Senin (9//10), di tengah kekhawatiran bentrokan antara Israel dan kelompok Islamis Palestina, Hamas, dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
Harga minyak ditutup sedikit lebih rendah pada hari Selasa (10/10), setelah Arab Saudi mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan mitra regional dan internasional untuk mencegah eskalasi.
Selain itu, Arab Saudi menegaskan kembali bahwa mereka mendukung upaya-upaya untuk menstabilkan pasar minyak.
Harga melanjutkan penurunan hingga hari ini. Harga minyak WTI diperdagangkan lebih rendah US$1,01 per barel pada intraday.
"Baik WTI maupun Brent melemah kemarin karena kekhawatiran akan gangguan pasokan yang tiba-tiba dan tak terduga telah dikesampingkan untuk saat ini," kata analis PVM, Tamas Varga.
Baca Juga: INSA Harap Harga BBM Subsidi Tidak Naik di Tengah Kenaikan Harga Minyak Dunia
Perusahaan perdagangan Mercuria melihat harga minyak mencapai US$100 per barel jika situasi di Timur Tengah meningkat lebih lanjut, ujar wakil CEO Magid Shenouda dilansir dari Reuters.
Rusia dan Arab Saudi bertemu di Moskow pada hari Rabu, ketika presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa koordinasi OPEC+ akan terus berlanjut "demi kepastian pasar minyak."
Putin juga mendesak perusahaan untuk memprioritaskan pasar domestik Rusia. Larangan ekspor bensin dan beberapa ekspor diesel di negara itu dibatalkan lagi minggu lalu karena ekspor diesel yang tiba di pelabuhan melalui pipa diizinkan.
Di tempat lain, para investor akan menantikan rilis notulen rapat kebijakan Federal Reserve (FOMC) bulan September yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mendapatkan petunjuk mengenai keputusan suku bunga di masa depan.
Baca Juga: Pengusaha Migas Memilih Konservatif di Tengah Memanasnya Gejolak Geopolitik Dunia
Menteri Keuangan AS Janet Yellen masih memperkirakan ekonomi AS akan mengalami soft landing, meskipun ada "kekhawatiran tambahan" yang ditimbulkan oleh situasi di Israel.
Di Eropa, pemerintah Jerman mengkonfirmasi bahwa mereka memperkirakan ekonomi akan berkontraksi 0,4% tahun ini karena inflasi yang terus-menerus tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News