Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Harga minyak dunia kembali melemah pada Kamis (7/8/2025), memperpanjang penurunan untuk hari keenam berturut-turut.
Pasar merespons kabar bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, yang memunculkan harapan akan tercapainya solusi diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Hari Ini (7/8), Potensi Tekanan Hingga Akhir Tahun Tetap Ada
Melansir Reuters, Harga Brent crude turun 46 sen atau 0,7% ke level US$ 66,43 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 47 sen atau 0,7% menjadi US$ 63,88 per barel.
Kedua acuan harga minyak ini sempat menyentuh titik terendah delapan minggu pada Rabu, setelah komentar Trump yang menyiratkan kemajuan dalam pembicaraan dengan Moskow.
Pertemuan Perdana Sejak 2021
Penasihat Kremlin Yuri Ushakov menyatakan bahwa Trump dan Putin akan bertemu dalam beberapa hari ke depan, menjadi pertemuan bilateral pertama sejak 2021.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik, Ada Potensi Tembus US$ 60 per barel di Akhir Kuartal III
Pejabat Gedung Putih sebelumnya menyebutkan pertemuan tersebut bisa terjadi paling cepat pekan depan.
Namun di sisi lain, AS tetap melanjutkan persiapan sanksi sekunder terhadap negara-negara pembeli energi Rusia, guna menekan Moskow agar mengakhiri invasi ke Ukraina. Rusia sendiri merupakan produsen minyak terbesar kedua dunia setelah AS.
Tarif Tambahan untuk India dan Ancaman ke China
Dalam perkembangan lain, Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 25% terhadap produk impor dari India, efektif mulai 28 Agustus.
Keputusan ini dikaitkan dengan keberlanjutan pembelian minyak Rusia oleh India yang kini menjadi pembeli terbesar kedua setelah China. Trump juga menyatakan bahwa tarif terhadap China bisa diumumkan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (7/8), Brent ke US$ 67,51 & WTI ke US$ 65,03
Selama sepekan terakhir, harga minyak global telah terkoreksi lebih dari 9%.
"Tambahan pasokan dari OPEC masih menjadi sentimen negatif utama, sementara ketidakpastian tarif menjadi argumen kuat bagi harga yang lebih rendah," tulis analis dari Ritterbusch and Associates dalam catatannya.
Data Stok dan Permintaan Asia Batasi Penurunan
Penurunan harga pada Kamis tidak sedalam sebelumnya, berkat beberapa faktor pendukung seperti penurunan stok minyak mentah AS, kenaikan harga jual minyak Arab Saudi untuk Asia, dan impor minyak mentah China yang tetap solid secara tahunan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa stok minyak mentah turun 3 juta barel menjadi 423,7 juta barel per 1 Agustus, jauh melampaui perkiraan penurunan 591.000 barel dalam jajak pendapat Reuters.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Turun ke Level Terendah 8 Pekan pada Rabu (6/8)
Di China, impor minyak pada Juli turun 5,4% dari Juni, namun masih naik 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Analis memperkirakan aktivitas kilang tetap tinggi dalam waktu dekat.
Sementara itu, Arab Saudi kembali menaikkan harga jual resmi (OSP) minyaknya untuk Asia pada September, kenaikan dua bulan berturut-turut di tengah pasokan ketat dan permintaan yang solid.
Selanjutnya: Izin Edar 21 Merek Kosmetik Dicabut, BPOM Beberkan Alasannya
Menarik Dibaca: Obat Asam Urat Alami yang Aman untuk Lansia, Direkomendasikan oleh Dokter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News