kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Harga Minyak Mentah Naik, Ada Potensi Tembus US$ 60 per barel di Akhir Kuartal III


Kamis, 07 Agustus 2025 / 17:43 WIB
Harga Minyak Mentah Naik, Ada Potensi Tembus US$ 60 per barel di Akhir Kuartal III
ILUSTRASI. An oil pump jack pumps oil in a field near Calgary, Alberta, July 21, 2014. Pump jacks are used to pump crude oil out of the ground after an oil well has been drilled. REUTERS/Todd Korol


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah WTI kembali naik. Ini menandai peningkatan pertama setelah penurunan lima hari berturut-turut sebelumnya.

Mengutip Trading Economics pada Kamis (7/8/2025) pukul 16.52 WIB, harga minyak WTI meningkat 0,53% ke level $64,692 per troy ons.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga minyak WTI yang fluktuatif dipengaruhi oleh sentimen bullish dan bearish yang saling bertentangan.

“Pendorong kenaikan harga minyak meliputi laporan optimis dari Badan Energi Internasional (EIA), serta kenaikan harga minyak mentah Arab Light untuk pelanggan Asia oleh Saudi Aramco,” jelasnya kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (7/8), Brent ke US$ 67,51 & WTI ke US$ 65,03

Lebih lanjut, kenaikan harga minyak WTI dipengaruhi ancaman tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap pembeli energi Rusia.

“Penurunan cadangan minyak di kapal tangker juga meningkatkan harga minyak WTI hari ini,” imbuh Sutopo.

Meski begitu, Sutopo memandang potensi tekanan masih mengintai seiring pernyataan Presiden Trump mengenai kemajuan negosiasi damai Rusia-Ukraina yang memicu likuidasi besar-besaran. Terlebih, ada kekhawatiran pasar terhadap kelebihan pasokan global, menyusul rencana peningkatan produksi oleh OPEC+.

“Pergerakan harga ini menunjukkan pasar yang sangat sensitif terhadap dinamika geopolitik dan keputusan produksi global,” ujar Sutopo.

Ke depan, dalam jangka panjang, prospek pasar minyak pun dinilai masih menghadapi tantangan. Kendati, faktor-faktor seperti pertumbuhan permintaan dari negara-negara Asia, yang terlihat dari kenaikan harga oleh Saudi Aramco, dapat menjadi penyeimbang. 

Baca Juga: Trump Ancam Kenakan Tarif Baru ke China Terkait Impor Minyak Rusia

Sebaliknya, prediksi IEA mengenai surplus pasar pada kuartal IV-2025 menunjukkan potensi pasokan yang akan melampaui permintaan.

“Hal ini berpotensi menekan harga dalam jangka panjang,” tegasnya.

Hingga akhir kuartal III-2025, Sutopo memprediksi harga minyak mentah bisa berada di level US$ 60 per barel.

Adapun hingga akhir tahun, ia menaksir harga minyak WTI dapat bergerak di rentang US$ 60 - US$ 75 per barel.

“Proyeksi ini sangat bergantung ketegangan geopolitik dan rencana produksi, sehingga pelaku pasar harus terus memantau perkembangan terkini,” pungkas Sutopo.

Selanjutnya: Kinerja Multifinance Belum Merata, Tekanan Risiko Kredit Masih Membayangi

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Jumat 8 Agustus 2025: Keuangan & Karier Capricorn Potensial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×