kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak dunia berpotensi menguji level US$ 10 per barel


Senin, 20 April 2020 / 17:34 WIB
Harga minyak dunia berpotensi menguji level US$ 10 per barel


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan kembali menghampiri untuk komoditas minyak dunia. Merujuk Bloomberg, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex berada di level US$ 14,09 per barel pada pukul 17.20 WIB.

Dengan level tersebut, minyak dunia telah turun hingga 22,88% dibandingkan level penutupan pada akhir pekan lalu. Harga minyak dunia saat ini merupakan yang terendah sejak 2001 silam.

Baca Juga: Harga BBM berpeluang turun Rp 1.000 - Rp 1.500 per liter, begini perhitungannya

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan, penurunan masih sejalan dengan imbas pemangkasan produksi yang belum menunjukkan hasil.

Ibrahim menuturkan, produsen minyak harus berani memangkas produksi setidaknya 20 juta barel per hari untuk menyesuaikan perlambatan permintaan terhadap minyak dunia.

“Selain itu, keadaan ini semakin diperparah oleh penyimpanan minyak di Amerika Serikat (AS) yang semakin melimpah,” jelas Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/4).

Baca Juga: Harga minyak dunia anjlok, ini kata sejumlah ekonom

Nasib yang berbeda justru dialami oleh minyak mentah jenis Brent ICE Futures kontrak pengiriman Juni 2020. Kendati sama-sama turun, hanya saja penurunan harga Brent tidak sedalam WTI. Tercatat turun 3,92% ke level US$ 26,98 per barel.

“Kebutuhan akan minyak jenis Brent kan memang tidak sebanyak WTI, hanya datang dari kebutuhan bahan bakar pesawat. Oleh sebab itu, meski permintaan juga turun, dampaknya tidak separah WTI,” tambah Ibrahim.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis

Dengan harga minyak yang telah begitu murah, Ibrahim menilai ini akan memberi dampak yang cukup signifikan. Khususnya kepada saham-saham perusahaan energi yang mengandalkan CPO, gas alam, dan batubara. Selain itu, negara yang APBN-nya mengandalkan minyak juga ikut terimbas.

“Saya melihat ada kemungkinan pernyataan dari berbagai analis sebulan silam menjadi kenyataan. Yakni ada potensi minyak dunia akan menyentuh level paling rendahnya di US$ 10 per barel,” tandas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×