Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Nasib yang berbeda justru dialami oleh minyak mentah jenis Brent ICE Futures kontrak pengiriman Juni 2020. Kendati sama-sama turun, hanya saja penurunan harga Brent tidak sedalam WTI. Tercatat turun 3,92% ke level US$ 26,98 per barel.
“Kebutuhan akan minyak jenis Brent kan memang tidak sebanyak WTI, hanya datang dari kebutuhan bahan bakar pesawat. Oleh sebab itu, meski permintaan juga turun, dampaknya tidak separah WTI,” tambah Ibrahim.
Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis
Dengan harga minyak yang telah begitu murah, Ibrahim menilai ini akan memberi dampak yang cukup signifikan. Khususnya kepada saham-saham perusahaan energi yang mengandalkan CPO, gas alam, dan batubara. Selain itu, negara yang APBN-nya mengandalkan minyak juga ikut terimbas.
“Saya melihat ada kemungkinan pernyataan dari berbagai analis sebulan silam menjadi kenyataan. Yakni ada potensi minyak dunia akan menyentuh level paling rendahnya di US$ 10 per barel,” tandas Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News