Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak stabil pada Jumat (31/1), tetapi menuju penurunan mingguan karena pasar menanti apakah Presiden AS Donald Trump akan menindaklanjuti ancamannya untuk mengenakan tarif pada Meksiko dan Kanada pada hari Sabtu.
Mengutip Reuters, Jumat (31/1), harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman Maret, yang berakhir pada hari Jumat, turun 9 sen menjadi US$ 76,78 per barel pada pukul 14.20 GMT. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 2 sen menjadi US$ 72,71 per barel.
Untuk minggu ini, benchmark Brent dan WTI turun masing-masing sebesar 2,2% dan 2,6%.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melemah Jumat (31/1), Brent ke US$ 76,70 dan WTI ke US$ 72,62
Analis PVM Tamas Varga mengatakan, harga minyak berada di bawah tekanan dari potensi dampak ekonomi negatif dari tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China.
Ia menambahkan, potensi apresiasi dolar sebagai akibat dari tarif juga membebani minyak.
Trump telah mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25% pada ekspor Kanada dan Meksiko ke Amerika Serikat jika kedua negara tersebut tidak menindak pengiriman fentanil dan migrasi ilegal melintasi perbatasan AS.
Kanada dan Meksiko adalah dua pengekspor minyak mentah terbesar ke Amerika Serikat, tetapi tidak jelas apakah minyak akan dimasukkan dalam tarif. Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia akan segera memutuskan apakah akan mengecualikan impor minyak Kanada dan Meksiko dari tarif.
Analis Energy Aspects Livia Gallarati bilang, tarif kemungkinan akan mengakibatkan pemotongan besar-besaran pada kilang minyak AS .
"Kasus dasar kami adalah, jika tarif diumumkan, tarif tersebut akan mencakup masa tenggang untuk negosiasi dan minyak kemungkinan besar pada akhirnya akan dikecualikan dari tarif apa pun," tambah Gallarati.
Pasar juga menunggu pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada hari Senin.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis pada Jumat (31/1) Menjelang Pengenaan Tarif AS
Menteri energi Kazakhstan mengatakan pada hari Rabu bahwa kelompok tersebut akan membahas rencana Trump untuk meningkatkan produksi minyak AS dan mengambil sikap bersama mengenai masalah tersebut pada pertemuan OPEC+ minggu depan.
"OPEC kemungkinan akan mematuhi permintaan AS untuk meningkatkan produksi guna menghindari kemarahan Trump. Dan mereka mungkin mengumumkan penghentian pemotongan sukarela secara bertahap, jika tidak mulai bulan April, maka mulai paruh kedua tahun ini," kata Varga.
Selanjutnya: OJK Terbitkan Aturan untuk Pembenahan Industri Asuransi, Penjaminan dan Dana Pensiun
Menarik Dibaca: Harga Pertamax Naik Lagi, Ini Harga BBM Terbaru Pertamina Mulai 1 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News