Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) membuka peluang untuk menambah portofolionya di sektor mineral non-batubara, termasuk dengan mengakuisisi tambang.
Upaya ini dilakukan demi menyeimbangkan kontribusi pendapatan perusahaan antara sektor terkait batubara dengan non-batubara pada masa mendatang.
Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, pada dasarnya UNTR terus konsisten memperbesar portofolio bisnis di sektor mineral non-batubara. Dalam hal ini, anggota Grup Astra tersebut fokus di industri nikel, emas, tembaga, dan perak.
“Kalau ada peluang di komoditas bauksit, kami akan pertimbangkan. Kami juga sedang studi pengembangan lithium,” ujar dia dalam konferensi pers usai RUPS, Jumat (25/4).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Incar Penjualan Alat Berat 4.600 Unit pada 2025
Iwan menambahkan, saat ini terdapat beberapa proyek tambang mineral yang sedang dijajaki oleh UNTR. Hanya saja, dia belum bisa memaparkan lebih jauh proyek-proyek mineral yang dimaksud, termasuk apakah proyek tersebut didapat melalui proses akuisisi atau cara lainnya.
Yang terang, pihak UNTR konsisten menyediakan anggaran sekitar US$ 500 juta — US$ 1 miliar pada tiap tahun untuk menambah portofolio di sektor mineral non-batubara.
“Kalau ada akuisisi lagi, nanti akan kami sampaikan melalui keterbukaan informasi,” tutur dia.
Sebagaimana diketahui, UNTR cukup agresif dalam mengakuisisi tambang mineral non-batubara, salah satunya nikel. Pada akhir 2023 silam, UNTR melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara mengakuisisi tambang nikel di Konawe Utara milik PT Stargate Pacific Resources dan PT Stargate Mineral Asia dengan nilai mencapai Rp 3,22 triliun.
Selain itu, UNTR melalui Danusa Tambang Nusantara juga pernah mengakuisisi 857 juta saham atau setara 19,99% kepemilikan Nickel Industries Limited pada 2023 silam. Nickel Industries Limited merupakan perusahaan asal Australia yang memiliki portofolio aset tambang nikel di Indonesia.
UNTR sendiri telah memasang target bahwa pada 2030 nanti kontribusi pendapatan perusahaan dari sektor terkait batubara dan non-batubara seimbang alias 50:50.
Selanjutnya: Rencana Perluasan Pajak ke Sektor Ilegal, Ini Beberapa Tantangan yang Bakal Dihadapi
Menarik Dibaca: BINUS dan IAIS Rayakan Hari Kartini dengan Sorotan Peran Perempuan di Era AI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News