kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Gas Alam Terus Melesat Tinggi, Ini Penyebabnya


Senin, 28 Maret 2022 / 17:31 WIB
Harga Gas Alam Terus Melesat Tinggi, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Kapal tanker liquefied natural gas (LNG)


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Rusia-Ukraina yang masih memanas memicu lonjakan harga pada berbagai komoditas. Konflik yang melibatkan salah satu produsen gas alam terbesar di dunia pada akhirnya mengangkat harga gas alam melambung tinggi.

Mengutip Bloomberg, Senin (28/3), harga gas alam berada di US$ 5,60 per mmbtu. Harga tersebut naik 0,34% dibandingkan hari Jum'at (25/3), yaitu US$ 5,36 per mmbtu.

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, kenaikan harga gas alam akibat pasokan yang menurun dan tren kenaikan harga minyak. Ditambah masalah geopolitik Rusia dan Ukraina yang semakin memanas semakin membuat harga gas alam meningkat.

"Pasokan yang ketat, tingkat penyimpanan yang rendah, dan masalah keamanan pasokan gas baru yang dipicu oleh perang di Ukraina membuat banyak negara Eropa memulai untuk meningkatkan pasokan dan melakukan diversifikasi dari impor gas Rusia," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (28/3)

Wahyu mengatakan diversifikasi juga dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), di mana AS sedang menyelesaikan rencana untuk memasok hingga 15 miliar meter kubik gas alam cair pada akhir 2022.

Baca Juga: Harga Gas Alam Naik, Cek Rekomendasi Analis Untuk Saham PGAS Hari Ini Senin (28/3)

"Perjanjian tersebut bertujuan untuk membantu Eropa untuk mengurangi ketergantungannya pada gas alam dari Rusia, dengan tujuan untuk mengekang impor Rusia hingga dua sampai tiga tahun ini," ujar Wahyu

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan harga gas alam semakin melonjak karena belum ada kepastian kapan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina terjadi ditambah saluran gas alam dari Rusia ke Ukraina mengalami ledakan sehingga membuat gas alam terus melonjak tinggi.

"Di sisi lain kebutuhan gas alam saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan pasca sanksi ekonomi yang diterapkan Eropa, Amerika dan Inggris terhadap Rusia membuat harga gas alam terus mengalami lonjakan tinggi," ucap Ibrahim

Wahyu menjelaskan persediaan gas alam terus mengalami penurunan dari yang diharapkan, selain untuk kebutuhan energi kebutuhan gas alam juga digunakan untuk pembuatan pupuk.

"Eropa menggunakan gas alam untuk pemanas rumah dan pembangkit listrik, negara-negara yang lebih jauh terutama di Amerika Selatan membutuhkan pupuk nitrogen yang terbuat dari gas alam," ucap Wahyu.

Wahyu menyampaikan akibat masalah pasokan ketersediaan gas alam telah menyebabkan volatilitas harga yang ekstrem.

"Akibat masalah supply chain dan trend oil ditambah masalah geopolitik. Rentang harga gas alam di US$4 per mmbtu-US$ 5 per mmbtu, memang wajar," kata Wahyu

Ibrahim menyampaikan Rusia merupakan pemasok gas alam terbesar di Eropa sebanyak 40%, saat gas alam dari Rusia ke Eropa distop sehingga banyak negara membutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk kembali pulih dari ketergantungan dari Rusia. 

Sanksi ekonomi yang diterima Rusia dari Eropa, Inggris dan Amerika Serikat (AS), akan membuat harga gas alam semakin melambung lagi. "Ditambah peristiwa adanya sabotase jalur pipa gas yang diledakkan, sehingga membuat harga gas alam terus melonjak," kata Ibrahim.

Baca Juga: Para Pemimpin Uni Eropa Masih Berjuang Mencari Solusi Cepat Mengatasi Krisis Energi

Dalam waktu dekat, Ibrahim memproyeksikan harga gas alam berpotensi sentuh rekor kembali dengan naik ke arah US$ 6,5 per mmbtu.

Wahyu juga memproyeksikan harga gas alam masih memiliki potensi untuk bullish. Apalagi, harga minyak juga masih di level tinggi. "Wajar jika harga gas alam masih sulit untuk turun," kata Wahyu.

Sementara, dalam jangka panjang, Ibrahim mengatakan harga gas alam akan cenderung menurun. Apalagi, jika Rusia sudah berhasil menguasai Ukraina, kemungkinan harga-harga komoditas secara global berpotensi terkoreksi.

Ibrahim memproyeksikan harga gas alam berpotensi turun ke US$ 3,00 per mmbtu. Sedangkan untuk semester 1 berada di angka US$ 6,00 per mmbtu dan akhir tahun di level US$ 6,50 per mmbtu.

Wahyu memproyeksikan harga gas alam rentan terkoreksi bila di atas US$ 5 mmbtu dan untuk Resistance harga gas alam di sekitar US$ 6 mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×