kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Harga Emas Turun dari Rekor Tertinggi, Tapi Masih di Jalur Kenaikan Mingguan


Sabtu, 22 Februari 2025 / 05:50 WIB
Harga Emas Turun dari Rekor Tertinggi, Tapi Masih di Jalur Kenaikan Mingguan
ILUSTRASI. Seorang karyawan mengangkut emas batangan dengan kadar 99,99 persen emas murni di ruang kerja selama produksi di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 23 Mei 2024. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Harga emas melemah pada Jumat karena investor melakukan aksi ambil untung setelah mencapai rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. 

Meski demikian, emas tetap berada di jalur kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut, didorong oleh permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.  

Harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 2.939,63 per ons. Sepanjang minggu ini, emas telah menguat sekitar 1,9% setelah mencapai rekor tertinggi US$ 2.954,69 pada Kamis. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,1% di level US$ 2.953,20 per ons.  

Baca Juga: Harga Emas Turun dari Rekor Puncak, Tapi Masih Naik 8 Minggu Beruntun

"Koreksi ini merupakan pergerakan klasik setelah mencetak rekor baru, dengan sebagian investor mengambil keuntungan. Namun, fundamental emas tetap kuat," ujar Alex Ebkarian, Kepala Operasi di Allegiance Gold.  

Sepanjang minggu ini, emas telah dua kali mencetak rekor tertinggi dan diperdagangkan di atas US$ 2.950 per ons. Ketidakpastian mengenai pertumbuhan ekonomi global serta ketidakstabilan politik meningkatkan minat investor terhadap emas batangan, yang telah menguat 11,5% sepanjang tahun 2025. 

"Permintaan emas saat ini terutama berasal dari investor Barat dan bank sentral, sementara investor ETF tampaknya hanya mengikuti tren," tulis analis Commerzbank dalam sebuah laporan.  

Kebijakan tarif terbaru Trump yang diumumkan awal pekan ini mencakup bea masuk atas kayu dan produk kehutanan, selain tarif impor mobil, semikonduktor, dan farmasi yang telah diumumkan sebelumnya. 

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Tren Bullish Diprediksi akan Berlanjut

Langkah ini menyusul kebijakan tarif tambahan 10% untuk impor dari Tiongkok serta bea masuk 25% atas baja dan aluminium.  

Meskipun emas dikenal sebagai aset safe haven, peralihan dana dari aset berisiko ke emas belum terlihat secara signifikan. "Arus modal ke aset aman masih terbatas," kata Ebkarian.  

Investor juga mencermati kebijakan suku bunga Federal Reserve AS, mengingat kebijakan ekonomi Trump dianggap berpotensi memicu inflasi. Jika inflasi meningkat, The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi, yang dapat mengurangi daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.  

Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,9% menjadi US$ 32,64 per ons, sementara paladium melemah 0,7% ke level $970,45. Kedua logam ini masih mencatat kenaikan mingguan. Platinum turun 1,1% menjadi US$ 967,40 dan diperkirakan mengalami penurunan mingguan.

Selanjutnya: Promo JSM Alfamart 21-23 Februari 2025, Marjan-WongCoco Nata De Coco Lebih Murah

Menarik Dibaca: Promo JSM Alfamart 21-23 Februari 2025, Marjan-WongCoco Nata De Coco Lebih Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×