Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru dua bulan berjalan di tahun ini, harga emas sudah beberapa kali menembus harga tertingginya. Meski kembali terkoreksi, Jumat (21/2) harganya diperkirakan tetap naik.
Berdasarkan Bloomberg, emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.940 per ons troi, sebelum ditutup pada level US$ 2.938 per ons troi. Sementara pada hari ini, harganya terkoreksi ke US$ 2.932 per ons troi pada pukul 19.29 WIB.
Sejalan, harga emas Antam juga mencetak rekor tertingginya di Rp 1.708.000 per gram pada Kamis (20/1). Namun, harganya turun sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 1.707.000 per gram pada Jumat (21/2).
Uptrend harga emas didukung oleh sentimen Trump dengan rencananya memberikan tarif sebesar 25% untuk sejumlah produk dalam waktu dekat semakin memperburuk ketegangan perdagangan.
Baca Juga: Harga Emas Bersiap Naik Delapan Pekan Berturut-turut, Terdorong Ancaman Tarif Trump
Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah Trump menyatakan bahwa Ukraina telah memulai perang dengan Rusia dan mengisyaratkan bahwa sudah saatnya bagi Ukraina untuk membayar kembali dana yang diberikan oleh AS.
"Sentimen ini semakin memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven," kata Analis Dupon Indonesia, Jumat (21/2).
Belum lagi para pejabat The Fed mulai menunjukkan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam merespons kondisi ekonomi terkini dalam risalah rapat kebijakan FOMC terakhir yang dirilis.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong juga melihat emas masih berada dalam tren bullish yang kuat. Alhasil, ia juga mengerek naik target harga emas dari US$ 3.000 per ons troi menjadi US$ 3.250 per ons troi.
"Dari saya US$ 3.250 per ons troi dengan potensi ke US$ 3.400 per ons troi," sebutnya.
Melansir Reuters, Goldman Sachs juga mengerek naik proyeksi harga emas dunia di 2025 menjadi US$ 3.100 per ons troi. Adapun target harga sebelumnya berada di US$ 2.890 per ons troi.
Namun, jika ketidakpastian kebijakan tetap tinggi, termasuk masalah tarif, Goldman melihat potensi emas melonjak hingga US$ 3.300 per ons troi pada akhir tahun karena posisi spekulatif yang berkepanjangan.
Mereka juga merevisi naik asumsi permintaan bank sentral menjadi 50 ton per bulan dari perkiraan sebelumnya sebesar 41 ton. Menurutnya, jika pembelian rata-rata 70 ton per bulan, harga emas dapat naik menjadi US$ 3.200 per ons troi pada akhir 2025, dengan asumsi kondisi kebijakan normal.
Sebaliknya, jika Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap, Goldman Sachs memperkirakan emas akan mencapai US$ 3.060 per ons troi pada periode yang sama.
Soal underlying, Lukman menilai, masing-masing underlying memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Secara umum, semuanya dipandang sama bagus kecuali perhiasan. Sebab dinilai tidak cocok untuk tujuan investasi murni karena biaya yang tinggi.
Untuk emas batangan, sebagai bentuk yang paling klasik dipandang hampir tidak ada risiko apabila disimpan di tempat yang aman. Adapula emas digital cenderung serupa dengan emas batangan, tetapi memiliki keunggulan dalam hal kemudahan dan efisien dalam pembelian.
Baca Juga: Harga Tembus Rp 1,7 Juta per Gram, Antam (ANTM) Ungkap Produk Emas Terlaris
Namun, risikonya terkait sertifikasi dari penjual, walaupun berada di bawah Bappebti tetap memiliki risiko.
"Jadi itu bedanya, kepercayaan. Lebih utamakan keamanan atau kenyamanan transaksi? Kalau untuk jangka panjang lebih baik emas fisik," tegasnya.
Alternatif emas digital lain yang aman adalah ETF, yang non leverage atau leverage rendah karena sepenuhnya didukung oleh emas fisik. Selain itu adapula emas derivatif yang memiliki leverage tinggi.
"Namun, risikonya tinggi walaupun return juga besar," sambungnya.
Founder dan CMO Indogold, Indra menyebutkan permintaan emas, baik fisik maupun emas fisik digital sama-sama mengalami pertumbuhan. Dalam catatannya, selama tahun berjalan ini emas fisik digital tumbuh 31%, tapi permintaan emas fisik melesat 300%.
"Adapun biaya pada emas fisik digital hanya ketika customer menghendaki tukar menjadi emas fisik, yaitu biaya sertifikat, biaya pengiriman, dan asuransi pengirimannya," sebutnya.
Indra menjelaskan, dengan asumsi mengambil per harga emas hari ini, misal 5 gram emas fisik digital yang akan ditukar dgn emas fisik. Harga sertifikatnya sendiri terhadap harga emas fisik digitalnya yaitu 6,4% untuk emas Antam. "Akan turun kalau gramasinya lebih besar lagi atau brand emas yang dipilih misal UBS yang lebih rendah biaya sertifikatnya," katanya.
IndoGold melihat prospek investasi emas tetap positif dalam jangka panjang, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tren inflasi yang masih berlanjut. Apalagi, emas telah terbukti menjadi aset lindung nilai yang andal.
"Sehingga kami meyakini bahwa permintaannya akan terus meningkat, baik dari investor ritel maupun institusional," imbuh Indra.
Selanjutnya: Dukung Pendidikan, KB Bank Donasikan Buku dan Fasilitas Edukatif untuk Perpustakaan
Menarik Dibaca: Penerapan OxfordAQA di Sekolah Batam, Tingkatkan Pendidikan untuk Siswa Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News