Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia bergerak menguat pada perdagangan Kamis (12/1). Mengutip Bloomberg, Per pukul 10.10 WIB, harga emas spot berada di level US$ 1.884,47 per ons troi, naik 0,46% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.875,69 per ons troi.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memang memprediksi, harga emas akan menguat di rentang US$ 1.863,20-US$ 1.895,10 per ons troi.
Kenaikan emas ke atas US$ 1.880 merupakan level tertinggi dalam delapan bulan terakhir.
Menurut Ibrahim, kenaikan ini terjadi seiring dengan ekspektasi bahwa bank sentral AS The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga dan dolar AS akan melemah lebih jauh.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap Di Level Rp 1.035.000 Per Gram, Kamis (12/1)
Pasar yakin bahwa The Fed bakal mengakhiri siklus pengetatannya pada kuartal ini dan memulai siklus pelonggaran pada kuartal III.
"Kenaikan harga emas juga didorong peningkatan permintaan safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi global tahun ini," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/1).
Akan tetapi, kehati-hatian masih berlanjut menjelang rilis data inflasi indeks harga konsumen (IHK) utama pada hari ini. Data IHK AS diharapkan menunjukkan bahwa inflasi menurun lebih lanjut pada bulan Desember 2022 dari bulan sebelumnya.
Data tersebut juga muncul setelah laporan non-farm payrolls bulan Desember 2022 yang menunjukkan bahwa aktivitas pasar tenaga kerja sedang mendingin.
"Meredanya inflasi dan mendinginnya aktivitas pasar tenaga kerja mendorong peningkatan ekspektasi bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya tahun ini," ucap Ibrahim.
Baca Juga: Harga Emas Kembali Naik Jelang Rilis Data Inflasi AS
Skenario ini menghadirkan prospek positif untuk pasar logam, yang terpukul pada tahun 2022 karena kenaikan suku bunga. Di antara logam industri, harga tembaga datar pada hari Rabu (11/1) setelah kenaikan yang kuat sejak awal tahun.
Ketakutan terhadap perlambatan ekonomi global sebagian besar diimbangi oleh optimisme atas pembukaan kembali di China sebagai importir tembaga terbesar di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News