Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Senin (27/3). Dipicu sentimen meredanya kekhawatiran terhadap krisis di sektor perbankan, mendorong investor untuk mengurangi perdagangan safe-haven demi aset berisiko seperti ekuitas dan minyak mentah.
Melansir Reuters, harga emas spot turun 1,2% menjadi US$1.953,14 per ons troi pada pukul 10:25 EDT (1425 GMT). Sedangkan, harga emas berjangka AS turun 1,5% menjadi US$1.954,40.
“Ada rasa tenang di pasar dan pelarian kembali ke beberapa aset berisiko dan semua perdagangan safe haven seperti emas mulai dijual,” kata Phillip Streible, chief market strategist Blue Line Futures.
Pembeli deposito dan pinjaman Silicon Valley Bank membantu Wall Street dibuka lebih tinggi, mengirim emas lebih jauh di bawah level US$2.000 yang ditembus minggu lalu.
"Sebagian besar reli di pasar emas benar-benar short-covering," kata Streible, menambahkan bahwa harga kemungkinan akan terus berada di bawah tekanan.
Baca Juga: Harga Emas Tergelincir 1% ke Level US$1.958,33 Senin (27/3) Sore
Sebelumnya, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkaritekanan mengatakan, sektor perbankan baru-baru ini dan kemungkinan krisis kredit lanjutan membawa AS lebih dekat ke resesi. Namun, tidak ada indikasi tekanan keuangan memburuk.
"Setelah menyentuh level psikologis US$2.000 minggu lalu, bears mengeksploitasi resistensi ini untuk menyerang. Nafsu untuk logam mulia juga telah diredam oleh dolar yang stabil dan sinyal beragam pada kebijakan moneter dari Fed," kata Lukman Otunuga, senior research analys di FXTM .
Pekan lalu, The Fed mengindikasikan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut dalam biaya pinjaman, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi fisik, impor emas bersih China pada bulan Februari melalui Hong Kong hampir tiga kali lipat dari bulan sebelumnya.
Di tempat lain, harga perak spot turun 0,9% menjadi US$23,02 per ons troi, platinum turun 0,7% menjadi US$973,75, dan paladium turun 0,7% menjadi US$1.405,86.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News