Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merombak susunan direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (15/12/2025). ANTM juga berkomitmen menjaga kelangsungan bisnis emas di tengah tingginya permintaan.
Sebagaimana diketahui, pemegang saham dalam RUPSLB memberhentikan secara hormat Direktur Utama ANTM Achmad Ardianto dan kemudian menunjuk Untung Budiharto sebagai Direktur Utama yang baru.
Untung Budiharto merupakan seorang Purnawirawan TNI yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Selain itu, RUPSLB juga mengangkat Irwandy Arif sebagai Komisaris Utama ANTM dan menggantikan posisi yang sebelumnya ditempati oleh Rauf Purnama. Akademisi Tambang dan Energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sebelumnya juga menjadi Komisaris ANTM.
Baca Juga: Antam (ANTM) Optimalkan Tambang Emas Pongkor Sambil Jajaki Akuisisi Tambang Baru
Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang I Dewa Wirantaya mengatakan, pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi Achmad Ardianto dan Rauf Purnama selama bekerja di ANTM. Manajemen ANTM juga percaya diri jajaran pengurus yang baru akan membawa perusahaan ke arah yang lebih baik lagi pada masa depan.
"Kami optimistis bahwa susunan pengurus yang baru ini akan memperkuat soliditas manajemen, dan menjadi motor mengarahkan Antam dan terus tumbuh sebagai perusahaan pertambangan yang berdaya secara global dan tidak hanya mengejar profitabilitas, melainkan juga menjunjung tinggi prinsip dan kata kelolaan usaha yang baik," ungkap dia dalam konferensi pers, Senin (15/12/2025).
Di luar itu, ANTM juga berkomitmen menjaga pasokan dan cadangan emas yang dapat diproduksinya. Saat ini, umur Tambang Emas Pongkor di Bogor, Jawa Barat yang jadi tulang punggung ANTM semakin terbatas dan mendekati fase pascatambang. Oleh karena itu, ANTM memperkuat strategi pertumbuhan organik dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi lanjutan di Pongkor. Harapannya umur tambang tersebut dapat diperpanjang hingga melewati tahun 2030.
"Kami aktif lakukan eksplorasi agresif untuk mengonversi sumber daya menjadi cadangan," jelas Dewa.
Direktur Operasi dan Produksi Aneka Tambang Hartono menambahkan, saat ini Tambang Pongkor memiliki total cadangan emas sekitar 5 ton atau setara 800.000 ton bijih emas dan sumber daya sekitar 2,6 juta ton bijih emas. Produksi dari Pongkor diproyeksikan masih akan berlangsung sampai 2027 nanti.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Aneka Tambang (ANTM) Mengganti Direktur Utama dan Komisaris Utama
"Fokus utama kami adalah optimasi sumber daya agar keberlanjutan Pongkor tetap terjaga," imbuh dia.
Tak hanya itu, ANTM juga menjajaki peluang untuk mengakuisisi perusahaan tambang baru. Upaya ini dapat dilakukan melalui dua skema yakni penugasan pemerintah atau membeli saham minoritas di perusahaan patungan atau joint venture (JV) agar dapat dikonsolidasikan.
"Kami sudah melirik beberapa lokasi untuk ikut (akuisisi) di daerah internasional seperti di daerah Timur Tengah maupun Kazakhstan dan sebagainya," imbuh Dewa.
Secara terpisah, Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, dalam jangka pendek keputusan RUPSLB ANTM yang melakukan perubahan jajaran petinggi perusahaan akan cenderung berdampak netral atau wait and see di mata pelaku pasar.
Para investor biasanya baru akan bereaksi jika ada perkembangan arah strategi ANTM yang jelas baik dari sisi ekspansi, agenda hilirisasi, hingga belanja modal atau capital expenditure (capex).
"Latar belakang TNI bisa jadi isu negatif karena investor lebih fokus ke eksekusi bisnis dan kinerja," terang dia, Senin (15/12/2025).
Wafi juga berpendapat, langkah ANTM yang mengoptimalisasi Tambang Emas Pongkor sembari merencanakan akuisisi tambang baru akan berdampak positif lantaran ada potensi perpanjangan usia tambang emas dan arus kas perusahaan bakal terus terjaga. Namun, tantangannya ada kualitas atau grade ore emas yang dieksplorasi, biaya investasi yang tinggi, dan perizinan.
"Proses akuisisi juga perlu hati-hati soal valuasi dan pendanaan agar tidak menekan neraca keuangan," tukas dia.
Wafi merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.800 per saham.
Selanjutnya: AAUI: Rencana Asuransi Wajib Bencana Perlu Dibangkitkan Kembali
Menarik Dibaca: Menu Diet Turun Berat Badan Tanpa Nasi untuk Seminggu, Coba yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













