Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat setelah kemarin imbal hasil surat utang negara Amerika Serikat (AS), US Treasury turun seiring dengan pelemahan dolar AS. Para pelaku pasar menunggu data inflasi kunci AS sebagai petunjuk arah suku bunga selanjutnya.
Selasa (9/1) pukul 6.55 WIB, harga emas spot menguat 0,12% ke US$ 2.030,61 per ons troi. Sedangkan harga emas kontrak Februari 2024 di Commodity Exchange pun menguat 0,13% ke US$ 2.036,20 per ons troi.
"Emas biasanya memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga, dengan harga emas yang naik saat suku bunga turun," kata Ole Hansen, head of commodityes strategy Saxo Bank kepada Bloomberg.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (9/1) di Pegadaian Turun, Cek Updatenya di Sini
Meski menguat pagi ini, harga emas tercatat turun sejak awal tahun. Salah satu penyebabnya adalah pemangkasan kepemilikan ETF pada emas. ETF berbasis emas mencatat penjualan bersih emas hingga 349.662 ons sejak awal tahun, menurut data yang dikompilasi Bloomberg.
Harga emas masih terus bertahan di atas level US$ 2.000 per ons troi sejak pertengahan Desember. Harga disokong kuat oleh ekspektasi bahwa kampanye kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve telah berakhir.
AS akan merilis indeks harga konsumen bulan Desember pada Kamis pekan ini dan indeks harga produsen pada Jumat pekan ini. Laju inflasi mulai mendingin dalam beberapa bulan terakhir dan turut memicu harapan penurunan suku bunga di 2024.
Baca Juga: Warren Buffett Ogah Investasi Emas Karena Dua Alasan Ini
Jim Wyckoff, analis Kitco Metals mengatakan, harga emas masih uptrend berdasarkan chart harian. Kenaikan harga emas selanjutnya akan menuju US$ 2.100 per ons troi. Support kuat harga emas berada di US$ 2.000.
Dalam jangka pendek, support pertama harga emas adalah di US$ 2.022,70 per ons troi. Sedangkan resistance pertama berada di US$ 2.053,30 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News