kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Harga Batubara Rawan Melemah, Simak Rekomendasi Saham PTBA


Rabu, 13 Agustus 2025 / 15:23 WIB
Harga Batubara Rawan Melemah, Simak Rekomendasi Saham PTBA
ILUSTRASI. Harga batubara yang melemah berpotensi mendatangkan tekanan terhadap kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat, mengingat harga batubara di pasar global yang kembali melemah. 

Mengutip Trading Economics, harga batubara Newcastle terpantau berada di level US$ 111,70 per ton pada Rabu (13/8) siang. Harga batubara mengalami penurunan sejak awal Agustus, padahal pada 28 Juli lalu harga komoditas ini sempat menyentuh level US$ 115,95 per ton. 

Sekretaris Perusahaan PTBA Niko Chandra mengatakan, pelemahan harga batubara sebetulnya sangat disayangkan, lantaran tren kenaikan harga komoditas tersebut sudah berlangsung sejak Mei 2025. Walau begitu, ia menilai penurunan kali ini bersifat minor karena harga batubara sekarang tetap lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga pada Juli silam. 

"Kemudian dari ICI (Indonesia Coal Index) sendiri, khususnya ICI-3, harganya sudah mulai mengalami tren kenaikan selama 1,5 bulan terakhir dan selisihnya dengan HPB (Harga Patokan Batubara) semakin kecil," ujar dia, Rabu (13/8/2025).

Baca Juga: Produksi Batubara Bukit Asam (PTBA) Naik pada Semester I, tapi Laba Bersihnya Anjlok

Lagi pula, secara historis perbaikan harga batubara biasanya terjadi menjelang musim dingin di semester kedua, sehingga PTBA tetap optimistis bahwa kinerjanya dapat pulih. PTBA tetap berfokus untuk melakukan efisiensi di segala lini sambil terus mengoptimalkan penjualan ke pelanggan-pelanggan yang masih menawarkan margin yang tinggi.

Sebagai catatan, PTBA membukukan kenaikan pendapatan sebesar 4% year on year (yoy) menjadi Rp 20,45 triliun pada semester I-2025. Namun, laba bersih emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID ini tergerus 59,02% yoy menjadi Rp 833,04 miliar. 

Dari sisi operasional, produksi batubara PTBA meningkat 16% yoy menjadi 21,73 juta ton pada akhir semester I-2025. Volume penjualan batubara PTBA juga ikut naik 8% yoy menjadi 21,62 juta ton. Komposisi penjualan tersebut terdiri dai 54% untuk pasar domestik dan 46% untuk pasar ekspor.

PTBA tidak khawatir dengan adanya perlambatan permintaan ekspor dari negara konsumen besar seperti China dan India, sehingga perusahaan ini yakin bisa terus mempertahankan penjualan batubara ke mancanegara. 

"Kami cukup optimistis bisa menggenjotnya dengan kombinasi strategi antara pemenuhan penjualan dari kontrak yang sudah berjalan dan penjualan secara selektif di pasar spot yang menawarkan margin lebih baik," ungkap Niko.

Dalam berita sebelumnya, China disebut sebagai pasar utama ekspor batubara PTBA. Selain itu, PTBA juga telah memperluas jangkauan ekspor ke negara seperti Bangladesh, India, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Rekomendasi Saham

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, jika harga batubara kembali melemah, ini akan menekan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) PTBA pada semester II-2025. Meski PTBA memiliki kontrak jangka menengah dan penjualan domestik yang stabil, tingginya porsi ekspor bisa menjadi risiko bagi emiten tersebut.

"Potensi ekspor pada semester kedua masih berat karena permintaan dari China dan India masih rendah," imbuh dia, Rabu (13/8/2025).

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Minta Pemerintah Pertimbangkan Bea Keluar Batubara, Ini Alasannya

Di luar faktor harga komoditas, PTBA berpeluang terdampak oleh sentimen positif berupa proyek hilirisasi seperti gasifikasi batubara yang bisa menjadi sumber pendapatan baru pada masa depan hingga potensi kebijakan pemerintah yang condong mendukung BUMN pertambangan.

Di sisi lain, risiko atas transisi energi terbarukan dan cuaca ekstrim yang mengganggu produksi akan menjadi sentimen negatif bagi PTBA.

Wafi pun merekomendasikan hold saham PTBA dengan target harga di level Rp 2.400 per saham.

 

Selanjutnya: Cara Mengunci Chat WhatsApp di Android & iPhone Supaya Aman, Simak Panduannya

Menarik Dibaca: Cara Mengunci Chat WhatsApp di Android & iPhone Supaya Aman, Simak Panduannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×