kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas Naik Tipis ke US$ 2.324 Per Ons Troi, Tapi Berpeluang Melemah ke Depan


Selasa, 18 Juni 2024 / 11:28 WIB
Harga Emas Naik Tipis ke US$ 2.324 Per Ons Troi, Tapi Berpeluang Melemah ke Depan
ILUSTRASI. Harga emas diprediksi akan terus mengalami penurunan cukup dalam.REUTERS/Mike Segar


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali menguat tipis pada Selasa (18/6). Mengutip Bloomberg, pada pukul 11.19 WIB, US$ 2.324,53 per ons trpoi, naik 0,23% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 2.319,14 per ons troi.

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer memprediksi, harga emas akan terus mengalami penurunan cukup kuat. Meskipun pada hari ini, Selasa (18/6) sudah mengalami kenaikan. Dia menilai, tren penurunan ini dipengaruhi oleh penguatan dolar AS.

Menurut dia, potensi penguatan dolar AS masih cukup besar akibat dampak dari inflasi yang tinggi. 

“Selain itu, hari ini akan ada laporan data penjualan ritel yang berhubungan dengan dolar AS. Prediksi menunjukkan bahwa data ini akan membuat dolar AS makin menguat, yang pada gilirannya akan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas,” kata Fischer dalam riset hariannya, Selasa (18/6). 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 2.000 Jadi Rp 1.342.000 Per Gram, Selasa (18/6)

Berdasarkan analisis secara teknikal, Fischer mengatakan bahwa pola-pola bearish masih mendominasi. Hal ini menunjukkan tekanan jual pada emas masih kuat. 

Sementara itu, trendline juga menunjukkan harga emas masih bergerak di bawah garis tren utama, yang berarti tren penurunan masih berlanjut.

Di sisi lain, Fischer menilai, sikap hawkish dari The Fed juga terus mendukung penguatan dolar AS dan menekan harga emas. 

Pada hari Jumat, Pejabat Fed Cleveland, Loretta Mester, menyatakan bahwa ia ingin melihat data inflasi yang lebih baik dan menambahkan bahwa jalan menuju target inflasi 2,0% mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diharapkan. 

Selain itu, Pejabat Fed Minneapolis Neel Kashkari, menyatakan bahwa kemungkinan besar bank sentral akan menunggu hingga Desember untuk memotong suku bunga. 

“Pernyataan hawkish dari pejabat Fed ini memberikan tekanan lebih lanjut pada aset tanpa imbal hasil seperti emas, membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pembeli luar negeri,” kata Fischer

Selain faktor-faktor dari AS, Fischer bilang, kekhawatiran politik di Zona Euro mungkin membatasi penurunan lebih lanjut pada harga emas. Seiring perkembangan negatif seputar Zona Euro atau kekhawatiran politik Prancis dapat memberikan dukungan bagi aset safe-haven seperti emas.

“Sentimen konsumen di AS juga jatuh ke level terendah dalam tujuh bulan pada bulan Juni, menurut laporan awal Indeks Sentimen Konsumen Michigan pada hari Jumat,” imbuhnya. 

Baca Juga: Harga Emas Rebound Pada Selasa (18/6) Pagi, Setelah Turun Kemarin

Dia menyebutkan bahwa Indeks Sentimen Konsumen turun 3,5 poin menjadi 65,6 pada bulan Juni dari pembacaan akhir bulan Mei sebesar 69,1. Angka ini lebih lemah dari perkiraan sebesar 72,0. Selain itu, ekspektasi inflasi satu tahun tetap stabil di 3,3%, dan prospek inflasi lima tahun naik menjadi 3,1% dari 3%.

Secara keseluruhan, Fischer menjelaskan tren penurunan harga emas masih akan berlanjut. Potensi penguatan dolar AS yang didorong oleh inflasi yang tinggi dan data ekonomi AS yang solid menjadi faktor utama yang menekan harga emas. 

Namun, kekhawatiran politik di Zona Euro mungkin memberikan sedikit dukungan bagi harga emas, mencegah penurunan yang lebih dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×