Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Jumat (3/3), harga emas mencapai level tertinggi dua minggu dan menuju kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu. Hal ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar dolar AS dan imbal hasil Treasury yang memberikan kelonggaran dari prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas spot naik 1,12% ke US$ 1.856,48 per ons troi, tertinggi sejak 15 Februari, dan naik sekitar 2,51% dalam sepekan. Harga emas kontrak April 2023 di Commodity Exchange juga menguat 0,77% ke US$ 1.854,60 per ons troi pada perdagangan kemarin dan menguat 2,06% sepekan.
"Sampai katalis baru ditemukan seperti data pekerjaan atau harga konsumen minggu depan, harga emas kemungkinan akan tetap terikat kisaran antara level US$ 1.830-US$ 1.850," kata Bart Melek, kepala strategi pasar komoditas di TD Securities kepada Reuters.
Baca Juga: Menembus Level US$1.847, Harga Emas Spot Catatkan Pekan Terbaik
Dengan pulihnya China, konsumsi emas mungkin akan terus berlanjut. Melek menambahkan, emas juga akan tetap diminati untuk lindung nilai terhadap inflasi.
Indeks dolar AS menuju kerugian mingguan pertama dalam lima pekan terakhir. Indeks dolar yang menunjukkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia melemah 0,66% sepekan.
Pelemahan dolar AS membuat emas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil 10 tahun AS merayap lebih rendah dari mendekati puncak empat bulan.
Anggota Dewan Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan, data ekonomi yang kuat dapat memicu suku bunga di atas kisaran 5,1%-5,4%. Sedangkan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dia menyukai kenaikan "lambat dan stabil" dan jeda pada pertengahan atau akhir musim panas.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Jumat 3 Maret 2023, Cek Daftarnya di Sini
Pelaku pasar sekarang memperkirakan setidaknya tiga kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi tahun ini. Perkiraan puncak suku bunga berada di 5,43% pada bulan September.
Meskipun emas sering dilihat sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan dengan imbal hasil nol.
"Jika support untuk emas di US$1.780-US$ 1.800 tembus selama beberapa minggu ke depan, ini bisa disebabkan oleh pergeseran yang lebih hawkish dalam kebijakan moneter AS," tulis Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News