kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   4.000   0,25%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Harga CPO mekar terbatas


Senin, 07 September 2015 / 08:27 WIB
Harga CPO mekar terbatas


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) mekar dalam sepekan terakhir. Rencana India mengerek impor menghembuskankan angin segar bagi harga komoditas nabati ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/6), CPO pengiriman November 2015 di Malaysia Derivative Exchange ditutup pada level RM 2.031 per metrik ton. Artinya, harga sudah naik sebesar 2% dalam sepekan. Meski demikian, dibandingkan akhir tahun lalu, harga minyak sawit masih lebih rendah 8,27%.

Pasar minyak sawit membaik karena ada harapan kenaikan permintaan, terutama dari India.

Badai El Nino di India  merupakan yang terkuat dalam dua dekade terakhir. Departemen Meteorologi India mencatat, curah hujan di bawah rata-rata 50 tahun Juli hingga Agustus. Kondisi serupa diperkirakan berlanjut hingga September ini. Efeknya, sejumlah lahan pertanian padi, kedelai dan jagung di India terancam kekeringan. 

Untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati, India akan mengimpor minyak sawit dari Malaysia.

Faiyas Hudani, Associate Vice President Kotak Commodity Services Pvt, mengatakan, pemerintah India akan memanfaatkan harga yang sudah turun tajam sepanjang bulan lalu. Maklum, harga CPO sudah turun ke level terendah dalam enam tahun.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Fortis Asia Futures, sependapat, kenaikan harga minyak sawit  imbas El Nino. Selain itu,  produsen CPO terbesar, Indonesia sedang menggalakkan penggunaan biodiesel sawit. Program ini mengerek permintaan CPO dalam negeri. Hingga akhir Agustus lalu, penyaluran biodiesel sawit sudah mencapai 9,7 juta liter.

Meski India berpeluang menambah permintaan, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, efeknya hanya sementara. Secara umum, fundamental permintaan global belum banyak berubah. 

Bahkan, permintaan di China terancam lesu karena perlambatan ekonomi. "China rajin memberi stimulus moneter tapi dampaknya baru terasa jangka panjang," kata Ariston.

Di samping itu, minyak sawit biasanya mengekor pergerakan harga minyak mentah. Harga minyak yang masih rentan jatuh bisa berimbas negatif pada CPO.

Produksi masih tinggi

Saat permintaan belum pulih, produksi minyak sawit di Malaysia terus meningkat. Survei Bloomberg terhadap trader dan produsen menunjukkan, produksi CPO Malaysia bulan Juli lalu naik 15% menjadi 2,09 juta metrik ton.

Direktur Godrej Industries Ltd Dorab Mistry memperkirakan, persediaan minyak sawit akan mencapai 3 juta ton pada akhir November nanti. Pasalnya, produksi CPO umumnya mencapai puncak pada bulan Juli dan Oktober.

"Harga bisa lanjut turun, jika stok terus naik. Harga mungkin akan kembali ke level RM 1.900 per metrik ton," prediksi Hiro Chai, Associate Director CIMB Futures Sdn.

Namun untuk jangka pendek, Deddy melihat ada peluang kenaikan harga CPO. Efek El Nino masih bisa mendukung harga, meski terbatas. Peluang kenaikan juga terlihat secara teknikal. Harga bergerak di bawah MA 50 dan 100. MACD di area minus 41. Namun, RSI naik ke area 51, dan  stochastic naik ke area 60.

Prediksi Deddy, pekan ini harga CPO bisa menguat tipis di kisaran RM 1.970-RM 2.050. Sementara menurut Ariston harga bergulir di RM 1.970-RM 2.070 per metrik ton.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×