Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga CPO mampu bangkit dengan dorongan permintaan dari India. Namun, di sisi lain produksi CPO Malaysia terus meningkat dan permintaan dari China tetap lemah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (4/6) harga CPO kontrak pengiriman November 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 2.031 per metrik ton, mencatat kenaikan 2% selama sepekan.
Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, El Nino yang terjadi hampir setiap tahun membuat India berencana meningkatkan impor CPO. Meski demikian, kondisi ekonomi China serta melorotnya harga minyak mentah akan tetap menekan harga CPO. Maklum, perlambatan ekonomi di negeri tirai bambu membuat permintaan CPO lemah.
Di samping itu, CPO juga merupakan substitusi minyak mentah sehingga harganya selalu mengikuti harga minyak. "Belakangan China rajin memberikan stimulus kebijakan moneter, tetapi dampaknya akan terlihat jangka panjang," ujarnya.
Sementara produksi CPO di Malaysia terus meningkat. Menurut rata-rata survey Bloomberg pada 9 analis, pelaku perkebunan dan penjual, output CPO Malaysia pada bulan Juli 2015 diperkirakan naik 15% menjadi 2,09 juta metrik ton. Survey juga menunjukkan persediaan CPO 14% menjadi 2,58 juta ton atau mendekati angka tertinggi sejak Desember 2012.
Harga CPO yang telah kembali di atas RM 2.000 per metrik ton pekan lalu, sudah turun 10% tahun ini. Harga bisa melanjutkan penurunan jika persediaan terus naik. "Kita mungkin akan kembali lagi ke harga RM 1.900 per metri ton," ujar Hiro Chai, Associate Director di CIMB Futures Sdn seperti dikutip Bloomberg.
Dewan Minyak sawit Malaysia akan merilis data resmi pada 10 September. Dorab Mistry, Direktur Godrej Industries ltd memperkirakan persediaan minyak sawit akan mencapai 3 juta ton di akhir November mendatang. Pasalnya, produksi CPO biasanya mencapai puncak di bulan Juli dan Oktober.
Dengan berbagai tekanan, Ariston melihat harga CPO tahun ini akan tetap dalam tren melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News