kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.322   53,00   0,33%
  • IDX 7.918   -9,13   -0,12%
  • KOMPAS100 1.110   -3,44   -0,31%
  • LQ45 820   -8,76   -1,06%
  • ISSI 266   1,04   0,39%
  • IDX30 424   -5,08   -1,18%
  • IDXHIDIV20 492   -5,27   -1,06%
  • IDX80 124   -1,21   -0,97%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 137   -1,68   -1,21%

Harga Bitcoin Terkoreksi di Tengah Hari Ini (26/8), Jelang Rilis Data PCE AS


Selasa, 26 Agustus 2025 / 12:46 WIB
Harga Bitcoin Terkoreksi di Tengah Hari Ini (26/8), Jelang Rilis Data PCE AS
ILUSTRASI. Harga bitcoin dan aset kripto lainnya kompak melemah pada perdagangan tengah hari ini (26/8)


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aset kripto Bitcoin kembali tertekan menjelang rilis data pengeluaran konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat, 29 Agustus 2025.

Berdasarkan Coinmarketcap, pada Selasa (26/8/2025) pukul 12.17 WIB, harga Bitcoin tercatat di US$ 110.255, melemah 2,06% dalam 24 jam terakhir.

Penurunan tajam ini menambah tekanan setelah reli yang sempat membawa Bitcoin ke level harga tertingginya di atas US$ 123.000 pada 14 Agustus 2025 lalu.

Kemudian, pada Selasa (26/8/2025) pukul 12.17 WIB, harga Ethereum merosot lebih tajam dan diperdagangkan di area $4.445, atau anjlok 5,62% dalam 24 jam terakhir, setelah mencetak rekor harga tertinggi baru melampaui level US$ 5.000 di beberapa bursa perdagangan pada Senin, (25/8/2025).

Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai, situasi ini mengindikasikan meningkatnya kehati-hatian investor, menjelang rilis data inflasi PCE Index AS bulan Juli 2025 akhir pekan ini.

Baca Juga: Likuidasi Kripto Capai US$900 Juta, Bitcoin Turun ke Level Terendah 7 Minggu

Data inflasi ini menjadi sorotan karena merupakan indikator inflasi acuan Federal Reserve (The Fed), yang akan sangat menentukan arah kebijakan suku bunga ke depan. 

“Pasar kripto saat ini tengah berada pada mode menunggu (wait and see). Inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi bisa menjadi katalis kuat untuk reli baru,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8/2025).

Fahmi melihat, dengan target jangka pendek Bitcoin di kisaran US$ 120.000 atau jika terjadi breakout dari all-time high (ATH) sebelumnya, terdapat potensi lonjakan hingga US$ 136.000. 

Akan tetapi, jika data PCE justru menunjukkan tekanan inflasi masih tinggi, Bitcoin berpotensi terkoreksi lebih dalam ke zona support US$ 100.000 –103.000. Meski demikian, Fahmi memandang proyeksi Bitcoin secara jangka panjang tetap bullish.

Pasalnya, terlepas dari rilis data PCE kali ini menjadi penentu arah jangka pendek Bitcoin, tren pelonggaran kebijakan ekonomi akan terjadi. “Ini dapat mengalirkan likuiditas pada skala yang lebih besar ke pasar kripto,” imbuh Fahmi.

Baca Juga: Harga Bitcoin Melonjak Usai Pidato Ketua The Fed Jerome Powell

Adapun data inflasi PCE Juli 2025 yang akan dirilis akhir pekan ini diperkirakan naik 0,2–0,3% secara bulanan. 

“Angka ini, bila sesuai ekspektasi, bisa cukup meyakinkan The Fed untuk memulai penurunan suku bunga secara bertahap,” kata Fahmi.

Lebih lanjut, untuk mengoptimalkan situasi saat ini, Fahmi menyarankan investor dapat untuk lebih bijak dan berhati-hati dalam mengambil posisi sebelum rilis data PCE. Juga, sambil tetap memantau sentimen global yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS. 

Ia menyarankan, strategi berinvestasi rutin atau dollar cost averaging (DCA) dapat menjadi alternatif yang menarik khususnya bagi investor pemula. 

“Selain itu, berinvestasi di produk seperti index fund yang memiliki eksposur di beberapa aset dapat mempermudah diversifikasi di tengah situasi pasar yang penuh ketidakpastian,” pungkas Fahmi.

Selanjutnya: Presiden Korsel Bertemu Trump: Tenang, Tanpa Drama dan Penuh Sanjungan

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday Periode 26-28 Agustus 2025, Kiwi Gold Diskon Rp 16.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×