kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Harga Bitcoin (BTC) Kembali Melesat, Bakal Berlanjut?


Kamis, 05 Juni 2025 / 20:24 WIB
Harga Bitcoin (BTC) Kembali Melesat, Bakal Berlanjut?
ILUSTRASI. Sebagai mata uang yang mendominasi pasar kripto, bitcoin (BTC) terpantau telah naik lebih dari 10% sejak awal tahun 2025.


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja aset kripto unggul di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sebagai mata uang yang mendominasi pasar kripto, bitcoin (BTC) terpantau telah naik lebih dari 10% sejak awal tahun 2025.

Berdasarkan data Coinmarketcap, BTC mencetak kenaikan 11,45% dalam sebulan terakhir. Per Kamis (5/6), BTC bertengger di level US$ 104.655. 

Analyst Tokocrypto Fyqieh Fachrur mencermati, kenaikan harga BTC didorong kombinasi dari stabilitas makroekonomi global dan masuknya arus investasi yang signifikan dari institusi ke dalam produk exchange trade fund (ETF) bitcoin spot di Amerika Serikat.

Salah satu faktor paling menonjol adalah lonjakan permintaan dari investor institusional. Terutama, melalui ETF seperti BlackRock’s iShares Bitcoin Trust (IBIT), yang mencatat arus masuk sebesar US$ 430,8 juta hanya dalam satu hari.

IBIT juga mencatatkan delapan hari berturut-turut inflow positif, dan sejak peluncurannya pada Januari 2024, total dana yang masuk ke ETF Bitcoin spot telah melebihi US$ 44,2 miliar.

“Angka ini menunjukan bahwa ada dorongan minat institusional yang sangat besar terhadap bitcoin sebagai aset investasi. Sehingga, tidak heran harganya menunjukan siklus kenaikan sejak awal tahun hingga saat ini,” jelas Fyqieh kepada Kontan.co.id, Kamis (5/6).

Baca Juga: Bitcoin Cetak Rekor di Bulan Mei, Begini Saran Perencana Keuangan

Menurut Fyqieh, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat kembali pada akhir Mei lalu ketika harga Bitcoin berhasil mencetak rekor baru. Kenaikan ini terjadi seiring dengan pelonggaran kebijakan tarif impor AS dan semakin meningkatnya minat investor terhadap aset kripto.

“Dari performa platform kami juga mencatat peningkatan volume transaksi harian sebesar 10 – 20% dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya,” ujar Fyqieh.

Lonjakan ini juga turut didukung strategi aktif dari investor dan trader yang mulai mengakumulasi aset seperti stablecoin USDT untuk mengantisipasi potensi pergerakan harga.

Fyqieh meyakini, tren bullish di pasar kripto saat ini berpotensi berlanjut hingga akhir 2025, seiring dengan perkembangan makroekonomi global yang mulai membaik dan meningkatnya minat investor terhadap aset alternatif seperti Bitcoin.

Salah satu pendorong utama tren ini adalah inflasi Amerika Serikat yang menunjukkan tren penurunan moderat. Per April - Mei 2025, inflasi inti (Core PCE) berada di kisaran 2,6% hingga 2,8% secara tahunan (YoY), mendekati target 2% yang ditetapkan oleh The Fed.

Sementara itu, inflasi umum (CPI) juga terus melandai ke kisaran pertengahan 3%. Meskipun belum cukup rendah untuk mendorong pelonggaran moneter secara agresif, tren ini memberikan sinyal positif bagi pasar.

Analyst Reku Fahmi Almuttaqin bilang, pasar masih cenderung wait and see, menanti kejelasan data ekonomi dan perkembangan terkait arah kebijakan suku bunga The Fed. Ditambah dengan ketegangan diskusi perdagangan AS - China menjadi faktor yang relatif cukup diantisipasi oleh para investor menjelang berakhirnya penundaan kenaikan tarif pada Agustus nanti.

“Ke depan, aksi profit taking pasca cetak rekor terbaru sangat wajar terjadi. Sehingga, atas potensi harga BTC akan melandai dalam jangka pendek,” tutur Fahmi kepada Kontan.co.id, Kamis (05/6).

Fyqieh melanjutkan, menuju semester II 2025 prospek harga Bitcoin cenderung optimistis. Jika skenario dasar terjadi, di mana inflasi terus menurun dan The Fed mulai menurunkan suku bunga pada kuartal IV, maka pasar akan merespons dengan peningkatan minat terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin.

Dalam skenario ini, BTC berpeluang menyentuh kisaran US$ 140.000 pada Desember 2025. “Jika sentimen pasar melesat signifikan, maka ada kemungkinan Bitcoin menembus kisaran US$ 180.000 atau lebih,” kata Fyqieh.

Baca Juga: Harga Bitcoin Terkoreksi Usai Cetak Rekor Tertinggi, Waktunya Evaluasi Portofolio?

Selanjutnya: Jasa Marga (JSMR) Ajak Warga Manfaatkan Diskon Tarif Tol 20% di 10 Ruas Strategis

Menarik Dibaca: Libur Panjang Idul Adha, KAI Sudah Jual 580.000 Tiket Kereta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×