Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
Tekanan Harga dari Sisi Permintaan
Selain dari sisi suplai, permintaan berlian juga ikut melemah, terutama saat kondisi ekonomi kurang kondusif.
Alih-alih membeli, banyak orang justru memilih melepas koleksi berliannya untuk kebutuhan likuiditas.
"Dalam kondisi ekonomi melemah, tekanan harga makin besar karena lebih banyak orang ingin menjual berlian dibanding membeli," ujar Budi.
Baca Juga: Berlian Biru 10 Karat di Lelang Sotheby's Diperkirakan Terjual Seharga Rp 330 Miliar
Berdasarkan data StoneAlgo, harga berlian tambang:
- 0,5 karat turun 11,47% menjadi US$ 1.065 dalam setahun
- 1 karat turun 11,41% menjadi US$ 3.897
Sebulan terakhir, penurunan juga masih berlanjut:
- 0,5 karat turun 2,38%
- 1 karat turun 1,32%
Adapun Lab-Grown Diamond:
- 0,5 karat turun 10,86% dalam setahun (naik 1,27% dalam sebulan terakhir ke US$ 320)
- 1 karat ambles 16,32% dalam setahun (turun 4,21% dalam sebulan terakhir ke US$ 569)
Baca Juga: Daftar 10 Negara Afrika Penghasil Berlian Terbesar
Investasi Berlian, Masih Relevan?
Kendati prospek jangka pendek terlihat muram, Budi menilai berlian tetap bisa digunakan untuk diversifikasi portofolio bagi kalangan tertentu. Namun, pilihan jenis berlian menjadi penting.
"Jika memang tujuannya untuk investasi dan koleksi jangka panjang, maka lebih tepat membeli berlian tambang. Nilainya lebih terjaga dibandingkan berlian laboratorium," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News