kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Lab Grown Diamond Bikin Pasar Berlian Lebih Luas, Tapi Eksklusivitas Menurun


Kamis, 05 Juni 2025 / 21:52 WIB
Lab Grown Diamond Bikin Pasar Berlian Lebih Luas, Tapi Eksklusivitas Menurun
ILUSTRASI. Munculnya berlian buatan laboratorium alias lab grown diamond yang harganya jauh lebih murah, membuat berlian mampu menjangkau pasar yang lebih luas.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Berlian merupakan salah satu aset yang terkenal di pasar eksklusif. Namun, seiring perkembangan berlian buatan laboratorium alias lab grown diamond yang harganya jauh lebih murah, barang mahal ini mampu menjangkau pasar yang lebih luas. 

Secara kandungan, pada dasarnya lab grown diamond 100% identik dengan natural diamond (berlian tambang), sama-sama karbon yang melalui proses pengkristalan. 

Bedanya, natural diamond melalui proses alami miliaran tahun di alam. Sementara lab grown diamond, seperti namanya, diciptakan menggunakan teknologi pemanas buatan yang hanya memerlukan waktu produksi beberapa pekan saja. 

Terdapat dua jenis proses pemanasan dalam pembuatan lab grown diamond, yakni HPHT alias high pressure high temperature. Serta CVD alias Chemical Vapor Deposition yang meniru proses geologis alami natural diamond.

Cara utama membedakan lab grown diamond dan natural diamond adalah dengan menguji kandungan nitrogen di dalamnya. 

Baca Juga: Daftar 10 Negara Afrika Penghasil Berlian Terbesar

Karena tidak melalui proses alami, lab grown diamond hampir tidak mengandung nitrogen sama sekali, apalagi pada berlian CVD. Sebaliknya, jika terdapat atau bahkan banyak jejak nitrogen di dalam berlian, besar kemungkinan berlian tersebut merupakan natural diamond.

Di luar itu, natural diamond dan lab grown diamond sama sekali tak bisa dibedakan menggunakan mata telanjang. Paling banter, cek keaslian bisa dilakukan melalui sertifikat yang mewakili berlian tersebut. 

Untuk diketahui, sertifikat berlian yang diakui secara nasional dan internasional adalah sertifikat Gemological Institute of America (GIA) dan International Gemological Institute (IGI). 

Umumnya, lab grown diamond menggunakan sertifikat IGI dan natural diamond menggunakan sertifikat GIA. Namun, tak menutup kemungkinan lab grown diamond menggunakan sertifikat GIA. Biasanya, penggunaan sertifikat GIA membuat harga lab grown diamond otomatis jadi lebih mahal. 

Sebagaimana dua jenis berlian ini melalui proses produksi yang sama sekali berbeda, harga keduanya juga terbentang jauh. Per 1 karatnya, natural diamond dibanderol seharga US$ 1.065. Sementara itu, lab grown diamond hanya dihargai US$ 320 untuk ukuran yang sama.

Kendati begitu, harga lab grown diamond yang jauh lebih murah justru membuat berlian mampu menarik minat pasar yang lebih luas. 

Nike April, Brand Development Manager salah satu toko berlian di bilangan Jakarta, Vue Jewelry, menyebut pamor lab grown diamond di Indonesia sendiri terus meningkat. Meski tak bisa dipungkiri, asumsi bahwa lab grown diamond adalah berlian palsu masih beredar luas.

“Di Indonesia, sejauh ini (lab grown diamond) belum 100% diterima. Antara gengsi, atau pasar memang lebih menyukai sesuatu yang sudah lama diyakini,” kata Nike kepada Kontan, Kamis (5/6). 

Dengan harga yang lebih terjangkau, lab grown diamond lebih disukai generasi muda. Nike menyebut, minat terhadap produk lab grown diamond utamanya berasal dari kalangan usia 23–34 tahun. Generasi yang lebih tua masih cenderung menghindari lab grown diamond. 

Padahal, dari sisi manapun, Nike menilai, lab grown diamond tak sedikit pun lebih buruk dari natural diamond.

Malah, lab grown diamond unggul soal proses pembuatannya yang lebih ramah lingkungan ketimbang tambang. 

“Perbedaannya hanya dari proses pembuatannya. Secara karakter fisik dan komposisi, keduanya memiliki struktur kristal karbon yang identik dengan tingkat kekerasan dan radians yang juga sama,” pungkas Nike.

Belum Punya Secondary Market

Barangkali lab grown diamonds kalah dari sisi likuiditas. Nike mengakui, lab grown diamond belum memiliki secondary market yang kuat di Indonesia. Dengan kata lain, buyback alias penjualan kembali lab grown diamond masih sulit dilakukan. 

Namun begitu, Perencana Keuangan Aidil Akbar Madjid menilai pada dasarnya berlian memang kurang cocok dijadikan aset investasi. 

“Sebagai perencana keuangan saya tidak menyarankan (investasi berlian), karena nilai reselling-nya pasti turun dan sangat subjektif,” sebut Aidil kepada Kontan, Kamis (4/6). 

Baca Juga: Berlian Biru 10 Karat di Lelang Sotheby's Diperkirakan Terjual Seharga Rp 330 Miliar

Aidil bilang, pada dasarnya industri berlian merupakan bisnis kartel, sehingga penentuan harganya sangat subjektif. Lagipula, berbeda dengan logam mulia yang memiliki harga patokan global, berlian yang jelas-jelas bukan komoditas tak punya patokan harga yang pakem. 

Pun secara tren, Aidil mengatakan, konsumsi berlian umumnya dilakukan sebatas untuk menunjukkan kelas. “Ketika dijual, pasti tetap rugi karena pedagang yang menentukan harganya,” katanya. 

Nike juga bilang hal serupa. Katanya, tak jarang ada konsumen natural diamond yang mengeluh karena penurunan harga 10% – 30% ketika melakukan penjualan kembali atau tukar tambah. 

Soal penentuan harga, Nike bilang, umumnya pedagang domestik mengikuti harga pasaran global. Pun begitu, penentuan harga pada pasar berlian global tetap tak bisa dipastikan acuannya. 

Secara keseluruhan, Aidil mengamini bahwa perkembangan lab grown diamond ini perlahan melunturkan sifat eksklusif berlian. “Menyebabkan harga berlian cenderung stagnan dan akan sulit untuk naik tinggi,” pungkasnya.

Selanjutnya: OJK Turun Tangan Periksa Kasus Fraud Kredit Bank Woori Senilai US$ 78,5 Juta

Menarik Dibaca: Bibit Sediakan 19 Produk Surat Utang Negara Seri FR, Tingkatkan Minat Investor Ritel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×