Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua startup unicorn besar di tanah air, yakni Gojek dan Tokopedia, secara resmi menggabungkan lini bisnisnya (merger). Dua raksasa teknologi tanah air ini membentuk satu perusahaan baru bernama Grup GoTo. Hasil merger ini menjadi perusahaaan teknologi yang terbesar di Indonesia, dengan sedikitnya mencakup 100 juta pengguna aktif bulanan.
Asal tahu, sejumlah perusahaan terbuka memiliki nilai investasi di Gojek, salah satunya adalah PT Astra International Tbk (ASII). Melansir pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, ASII telah berinvestasi senilai total US$ 250 juta di Gojek. Adapun kerja sama yang telah terbentuk dengan Gojek antara lain pendirian perusahaan joint venture, yaitu Gofleet.
Meski demikian, Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra International enggan berkomentar banyak mengenai aksi merger dua unicorn ini. Pun demikian dengan kemungkinan dan peluang ASII untuk kembali menambah investasinya ke Gojek. “Pada saat ini tidak ada informasi lain yang dapat kami sampaikan terkait Gojek,” terang Boy kepada Kontan.co.id, Selasa (18/5).
Selain ASII, emiten blue chips lain yang memiliki investasi di Gojek adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Kontan.co.id mencatat, setelah akhir tahun lalu menempatkan investasinya di Gojek sebesar US$ 150 juta, Telkomsel (yang merupakan anak usaha TLKM) menambah investasinya di Gojek sebesar US$ 300 juta. Secara total, Telkomsel telah berinvestasi US$ 450 juta.
Baca Juga: Grup GoTo jajaki IPO, BEI: Belum ada permohonan yang masuk
Dampak ke saham ASII dan TLKM
Meski dalam dua hari ini pasar diisi dengan pemberitaan merger Gojek dan Tokopedia, nyatanya saham ASII dan TLKM justru bergerak kurang bergairah. Hari ini, saham ASII ditutup melemah 0,48% ke level Rp 5.150 per saham dan saham TLKM terkoreksi 0,31% ke level Rp 3.180 per saham. Kemarin, saham ASII juga melemah 0,96% sementara saham TLKM menguat tipis 0,31%.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, dalam jangka pendek sentimen merger Gojek-Tokopedia memang tidak berdampak terhadap saham TLKM dan ASII. “Jangankan merger GoTo, penjualan mobil naik berkat pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) saja tidak bisa mendongkrak saham ASII,” terang William saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (18/5).
Terlebih, William membeberkan kedua saham blue chips ini memang sedang dalam fase menurun (downtrend). Pelemahan ini juga terlihat pada efeknya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Baca Juga: Merger Gojek-Tokopedia, idEA: Ekonomi digital di Indonesia memiliki potensi besar
Adapun estimasi target pelemahan saham ASII berada di level Rp 5.000 per saham dan Rp 4.700 per saham, sedangkan pelemahan TLKM bisa sampai level Rp 3.140 per saham dan Rp 3.000 per saham. Namun, pelemahan ini bisa menjadi kesempatan pelaku pasar untuk melakukan strategi buy on weakness.
Analisis William, investor asing pun sedang mengambil peluang dari pelemahan ini. “Sudah beberapa kali saya menemukan net buy di saham-saham blue chips, sedangkan IHSG-nya menurun,” sambung dia.
Namun, William menilai, dalam jangka panjang penyertaan investasi TLKM dan ASII di Gojek akan dinilai positif oleh pasar. Sebab, merger ini akan menjadikan GoTo sebagai unicorn terbesar se-Asia Tenggara secara valuasi.
Baca Juga: Grup GoTo menjajaki potensi IPO di lebih dari satu lokasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News