Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia masih membuka peluang untuk meraup dana segar hingga Rp 5 triliun. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan melakukan aksi korporasi lanjutan usai initial public offering (IPO).
"Antara private placement atau rights issue, belum diputuskan," ujar Arif Faisal, VP Corporate Secretary GMF AeroAsia kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Aksi korporasi itu untuk mengejar sisa 20% saham yang belum dilepas dalam hajatan IPO.
Dalam rencana sebelumnya, GMF ingin melepas 10,89 miliar saham atau setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dari jumlah itu, 10% saham dialokasikan untuk investor strategis, sisanya yang 20% untuk publik.
Namun, berdasarkan animo dan upaya untuk mengoptimalkan nilai perusahaan, rencana tersebut diubah. "Sekarang dibalik, porsi 20% saham untuk investor strategis, 10% untuk publik," kata Arif.
Sebanyak 2,82 miliar saham atau 10% saham akan dilepas melalui IPO. Dengan harga pelaksanaan Rp 400 per saham, GMF AeroAsia berpotensi meraih dana Rp 1,27 triliun. "Tentu, kami berharap harga pelaksanaan nanti di atas Rp 400," ucap Arif.
Dari rights issue atau private placement, GMF AeroAsia membidik Rp 4,3 triliun. Mereka menargetkan, lima investor strategis yang akan ikut ambil bagian dalam aksi korporasi itu. Sejauh ini, sudah ada tiga perusahaan yang secara resmi menyatakan minatnya untuk ikut.
Tapi, ada sejumlah penyesuaian peraturan yang berlaku di negara asal calon investor strategis itu. Ini yang menjadi alasan penyerapan porsi saham untuk investor strategis tidak bisa dilakukan berbarengan dengan IPO.
Arif bilang, semua calon investor strategis itu berasal dari negara lain. Salah satunya Eropa. Sayang, ia tidak menyebutkan, kapan tepatnya aksi korporasi ini digelar. "Secepatnya," imbuhnya. GMF akan memakai dana tersebut untuk ekspansi dan memperbesar pangsa pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News