kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Filipina dan China kendalikan harga nikel


Senin, 01 Januari 2018 / 23:21 WIB
Filipina dan China kendalikan harga nikel


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan yang diambil negara produsen nikel turut berpengaruh pada pergerakan harga di pasar global. Reformasi tambang di Filipina dan China yang dimulai tahun lalu ternyata mampu membawa harga komoditas logam industri itu tumbuh 27,35% sepanjang tahun 2017.

Di awal tahun 2017 penguatan harga nikel masih ditopang dari reformasi tambang di Filipina. Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Filipina untuk menutup 21 operasi tambang berhasil menekan pasokan dan melambungkan harga.

Namun sinyal positif itu tak bertahan lama ketika Kepala Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Filipina Regina Lopez dipecat dan pemerintah Indonesia memutuskan untuk mencabut larangan ekspor bijih nikel.

“Nikel kembali tertekan di bulan Maret sampai Mei. Pada 12 Juni 2017, nikel ditutup pada level terendah sepanjang tahun yakni US$ 8.795 per metrik ton,” ujar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures.

Memasuki semester II harga nikel kembali merangkak naik seiring dengan pertumbuhan sektor industri. Sentimen penggerak harga kembali datang dari pertumbuhan ekonomi China dan permintaan mobil listrik.

Menjelang pengujung tahun China menerapkan 2 kebijakan baru terkait pemotongan bea ekspor baja China dan kenaikan harga impor nikel hasil pemurnian menjadi 20%.

Menurut Andri, aturan baru itu akan berpengaruh untuk menstimulasi permintaan. “Dua kebijakan itu masih akan menjadi katalis positif untuk nikel di tahun 2018,” terangnya

Hanya saja untuk isu mobil listrik, Andri menilai pengaruhnya masih belum signifikan. Ia memperkirakan efek permintaan nikel untuk komponen mobil listrik baru akan terasa di tahun 2020 nanti. Diproyeksikan sepanjang tahun ini nikel akan bergerak pada harga US$ 13.000 – US$ 14.000 per metrik ton.

Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (29/12) harga nikel kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat melemah 3,32% ke level US$ 12.760 per metrik ton dari sebelumnya. Selama tahun 2017 kemarin harga nikel telah menguat 27,35%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×