Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reli harga nikel terhenti pada perdagangan Selasa (19/12). Pelaku pasar mengambil keuntungan alias profit taking setelah komoditas logam industri naik signifikan kemarin.
Mengutip Reuters, Selasa, harga nikel kontrak perdagangan tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,60% ke level US$ 11.760 per ton pada pukul 01.19 GMT. Padahal, sesi kemarin, harganya melesat 2,2% mencapai US$ 11.850 per ton. Ini level tertinggi sejak 27 November lalu.
Sesi sebelumnya, nikel terdongkrak oleh kebijakan China yang akan memotong pajak ekspor beberapa baja mulai 1 Januari mendatang. Berita ini direspon positif pelaku pasar.
Namun, suplai nikel di pasar global dinilai masih terlalu banyak. Hal ini memicu aksi ambil untung oleh pelaku pasar. "Stok nikel masih banyak, bisa untuk konsumsi 70 hari," kata Dan Smith, analis komoditas dari Oxford Economics, seperti dilansir Reuters (18/12).
Padahal, Reuters mencatat, stok nikel saat ini di gudang LME sekitar 373.314 ton, lebih rendah dari Juni 2015 yang mencapai 470.000 ton. Artinya dalam jangka panjang harga nikel kemungkinan bakal tetap dapat terkendali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News