kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Nikel bullish didukung bisnis mobil listrik


Selasa, 05 Desember 2017 / 20:11 WIB
Nikel bullish didukung bisnis mobil listrik


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel berpotensi bullish di tengah kenaikan permintaan mobil listrik dan sinyal positif dari China.

Mengutip Bloomberg, Senin (4/12), harga nikel di London Metal Exchange naik 0,84% di level US$ 11.385 per metrik ton. Sedangkan, mengutip Reuters, hari ini, perdagangan nikel di Shanghai Futures Exchange dibuka naik 0,52% ke 91,940 yuan (US$ 13.891) per metrik ton pada pukul 01.45 GMT.

Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoints Futures mengatakan, China Metallurgical Industry Planning and Research Institute yang memprediksi  permintaan nikel dari China tahun ini akan naik 3%. Selain itu, Union Bank of Switzerland (UBS) telah mengubah prediksi permintaan kendaraan listrik China bakal naik 3%-4% pada 2020-2021.

"Rencananya pemerintah China juga akan memberikan insentif untuk industri mobil listrik," jelas Andri kepada KONTAN, hari ini. Hal ini juga terkait dengan usaha negeri tirai bambu tersebut mengurangi tingkat emisi polusi.

Memang tren mobil listrik sedang mendapatkan angin segar. Produsen mobil Eropa, BMW optimisme target penjualan mobil listrik tahun 2018 akan melampaui dobel digit dari target tahun ini, 100.000 unit. Artinya, produksi bakal dinaikkan dan kebutuhan nikel akan mendaki.

Asal tahu saja, nikel menjadi materi yang penting untuk baterai kendaraan listrik. Sebagai gambaran, untuk setiap katoda baterai mobil produksi Tesla, 80% nya terdiri dari nikel.

Namun pasar harus mengingat bahwa penguatan nikel dan komoditas metal lainnya berpotensi terbatas. Pasalnya, dollar AS sedang mendapat angin segar akibat lolosnya RUU Pajak AS. Ini bisa menyebabkan greenback melambung dan harga komoditas jadi terlalu mahal. Tren ini biasa memicu aksi jual yang menyebabkan harga terkoreksi.

Secara teknikal, kata Andri, besok, tren koreksi terlihat dari indikator moving average (MA) 50 beri sinyal buy, namun MA 100 dan MA 200 beri sinya sell. Tambah lagi indikator stochastic dan moving average convergence divergence memberi sinyal sell. Sedangkan indikator stochastic memperlihatkan sinyal buy.

"Namun dengan sentimen fundamental seperti ini, potensi penguatan nikel masih terbuka," kata Andri. Prediksinya, besok, harga nikel akan bergulir di kisaran US$ 11.500-US$ 11.200. Sedangkan dalam sepekan bakal di US$ 11.100- US$ 11.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×