kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Antam dapat porsi tambahan ekspor nikel


Kamis, 14 Desember 2017 / 21:21 WIB
Antam dapat porsi tambahan ekspor nikel


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mendapat porsi tambahan ekspor nikel dari pemerintah. Sebab, emiten ini sedang membangun pabrik Feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Dimas Wikan Pramudhito, Direktur Keuangan ANTM menyatakan, ANTM memiliki kuota ekspor nikel sebesar 3,9 juta ton dari sebelumnya sebesar 2,7 juta ton. Hingga kuartal III, telah membukukan penjualan 2 juta ton. "Pertimbangannya basis pemberian kuota adalah adanya smelter yang beroperasi dan adanya pembangunan yang sedang berjalan," kata Dimas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (14/12).

Lebih lanjut, dia menyatakan saat ini ANTM tengah membangun Pabrik Feronikel di Halmahera Timur. Pada tanggal 21 Desember 2016, ANTM dengan Konsorsium Wika dan Kawasaki Heavy Industries, Ltd. menandatangani perjanjian terkait dengan engineering, pengadaan dan pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur tahap I.

Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 13.500 ton/tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp 3,42 miliar. Perjanjian tersebut berlaku efektif mulai tanggal 31 Januari 2017. "Pembangunan pabrik feronikel ini sudah 25%. Sehingga saat mengajukan tamnbahan, maka diberikan izin," lanjutnya.

Lebih lanjut dia menyatakan, izin ekspor sebesar 2,7 juta ton sebelumnya itu akan berakhir pada Maret 2018. Sementara untuk ekspor komoditas lainnya, seperti bauksit misalnya, masih dengan kuota tetap sebesar 850.000 ton bauksit. "Kalau bauksit, masih tetap," imbuhnya.

Dimas menyatakan, peningkatan kuota ekspor tersebut akan membuat penjualan ANTM membaik. Pihaknya juga mencari pasar baru dan menurunkan biaya produksi. Selama ini, biaya produksi paling besar masih berada pada komponen energi.

"Nah ini jadi strategi Antam untuk menurunkan ongkos produksi, lalu kami harap ada perbaikan dari harga," ujarnya.

Menurutnya, untuk penyerapan komoditas tersebut di dalam negeri juga masih cukup baik. Antara lain seperti permintaan nikel untuk stainless steel proyek infrastruktur dan permintaan bahan baku baterai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×