Reporter: Dina Farisah, Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Nasib mata uang Zona Eropa masih kelabu. Belum tuntasnya permasalahan utang Yunani mengganjal euro untuk tancap gas.
Mengutip Bloomberg, Rabu (15/4) pukul 18.10, pasangan EUR/USD turun 0,57% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 1,0594. Pasangan EUR/AUD turun 0,27% menjadi 1,3934. Sementara pasangan EUR/JPY turun 0,51% menjadi 126,5600.
Tonny Mariano Esandar, analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan, pasangan EUR/USD turun karena belum adanya titik temu antara kreditur internasional dengan IMF maupun Bank Sentral Eropa (ECB) mengenai penyelesaian utang Yunani. Tarik-menarik kepentingan masih terjadi dalam penyelesaian utang Yunani.
“Jika akhir bulan ini belum ada kata sepakat terkait bailout Yunani maka Yunani bisa default dan bisa keluar dari Uni Eropa. Namun sepertinya Jerman maupun ECB tidak akan membiarkan hal itu,” ungkap Tonny.
Sementara dari sisi Amerika Serikat, lanjut Tonny, ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve) membatasi kinerja euro. Belakangan ini, investor menjadikan euro sebagai mata uang pendanaan. Investor memanfaatkan suku bunga rendah euro untuk dialihkan ke mata uang lain dengan imbal hasil lebih tinggi.
Analis PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian menjelaskan, pergerakan pasangan EUR/AUD lebih banyak dipengaruhi oleh pelemahan euro akibat antisipasi pelaku pasar terhadap hasil konferensi pers Bank Sentral Eropa (ECB) pada Rabu (15/4) malam. Diperkirakan dalam konferensi persnya ECB akan tetap menjaga level stimulus moneternya.
Sementara dari sisi Australia, mata uang Negara Kangguru tersebut juga sedang tertekan akibat berbagai data ekonomi China yang menorehkan hasil buruk. “Cuma saat ini sentimen pasar mayoritas tertuju pada pelemahan euro,” kata Christian.
Christian memprediksi jika tidak ada kejutan dalam konferensi pers terkait pemberian stimulus moneter, maka pasangan EUR/USD akan melanjutkan pelemahan. “Apabila pemberian stimulus moneter di perpanjang, ini bisa jadi katalis negatif bagi euro,” kata dia.
Peluang koreksi bagi euro baru terbuka apabila ada kejutan atau perubahan kebijakan terkait pemberian stimulus moneter. “Kalau ternyata pemberian stimulus diperpendek, maka bisa memicu euro untuk rebound,” kata Christian.
Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures menuturkan, pasangan EUR/JPY masih bergerak dalam tren penurunan. Penurunan euro lumrah terjadi. Pasalnya, ECB akan menggelar konferensi pers untuk mengumumkan tingkat suku bunga acuan pada Rabu (15/4) malam.
Umumnya, mata uang akan melemah menjelang penetapan suku bung acuan. Sementara sentimen dari Jepang, data produksi industri bulan Februari dibukukan minus 3,1%. Meski negatif, namun data ini lebih positif ketimbang ekspektasi sebesar minus 3,3%. Akibatnya, EUR/JPY tertekan.
“Fokus utama Eropa saat ini masih tertuju pada Yunani. Jerman telah menyetujui bailout namun belum ada kepastian penyelesaian utang Yunani mengakibatkan mata uang euro rawan tekanan,” jelas Suluh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News