Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang Zona Eropa bergerak bervariasi terhadap sejumlah mata uang utama. Pelaku pasar masih wait and see menanti data inflasi Jerman yang waktu rilisnya masih tentatif.
Mengutip Bloomberg, Senin (30/3) pukul 16.30, pasangan EUR/GBP turun 0,16% dibanding akhir pekan lalu menjadi 0,7310. Pasangan EUR/USD turun 0,29% menjadi 1,0857. Sementara EUR/JPY naik 0,18% menjadi 129,9600.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, pasangan EUR/GBP bergerak turun. Meski rilis data inflasi Spanyol menunjukkan angka positif, namun tampaknya pelaku pasar kurang merespons data ini.
Untuk diketahui, inflasi Spanyol bulan Maret menorehkan angka minus 0,7%. Angka ini lebih baik dibanding ekspektasi sebesar minus 1%. “Meski data ini positif, namun Jerman masih dibayangi inflasi,” ujar Ariston.
Ariston bilang, pelemahan EUR/GBP secara umum dipicu oleh ekspektasi kebijakan moneter kedua negara. Seperti diketahui, kebijakan moneter Zona Eropa lebih longgar dibanding Inggris.
Saat ini, Bank Sentral Eropa (ECB) tengah menjalankan quantitative easing (QE). Di sisi lain, Inggris belum akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat.
“Kebijakan moneter Inggris lebih ketat dibandingkan Eropa. Hal ini yang memberikan alasan pelemahan EUR/GBP,” imbuh Ariston.
Senior Research And Analyst PT Fortis Asia Futures, Sri Wahyudi memaparkan melemahnya pasangan EUR/USD disebabkan oleh menguatnya dollar AS. Dollar AS mulai unjuk gigi pasca pidato Gubernur The Fed Janet Yellen, pada Sabtu (28/3) dini hari.
Dalam pidatonya Yellen menegaskan kembali komitmennya untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan pertumbuhan inflasi. “Ini yang memicu penguatan dollar,” kata Yudi
Sementara dari sisi Eropa minim sentimen. “ Data Eropa hari ini tidak banyak memberikan dampak bagi euro,” kata Yudi.
Dengan minimnya data ekonomi kemarin, Yudi memprediksi pasangan ini akan bergerak dalam range terbatas. “Namun euro cenderung melemah,” kata Yudi
Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengungkapkan, pasangan EUR/JPY sedang bergerak menguat. Penguatan ini dipicu oleh negatifnya data produksi industri Jepang bulan Februari yang dirilis sebesar minus 3,4%. Angka ini lebih buruk ketimbang ekspektasi sebesar minus 1,8%.
Namun, pelaku pasar masih menanti data inflasi Jerman bulan Maret yang di rilis pada Senin dengan waktu masih tentatif. Berdasarkan prediksi, inflasi Jerman bulan Maret hanya tumbuh 0,4%. Angka ini lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar 0,9%.
“Meski data Eropa maupun Jepang kurang menggembirakan, namun potensi penguatan EUR/JPY masih terlihat secara grafik harian,” terang Suluh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News