kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat saham indeks Kompas 100 ini menguat saat IHSG lesu, ini rekomendasi analis


Minggu, 08 Maret 2020 / 17:00 WIB
Empat saham indeks Kompas 100 ini menguat saat IHSG lesu, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Petugas keamanan beridiri di samping grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/3/2020).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan koreksi sepanjang tahun 2020. Data dari RTI Business menunjukan IHSG terkoreksi hingga 12,72% sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Jumat (6/3) atau year to date (ytd).

Lesunya IHSG menyeret indeks-indeks saham lainnya. Misalnya saja, indeksKompas 100 yang terkoreksi lebih dalam dibandingkan IHSG, hingga 13,16% ytd.

Baca Juga: Rekomendasi analis untuk saham emiten mamin yang tengah diselimuti sentimen negatif

Akan tetapi, di tengah kinerja indeks Kompas 100 yang lesu masih ada saham-saham yang menghijau sejak awal tahun. Saham-saham tersebut adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA), PT Bank Permata (BNLI) Tbk, dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Di antara keempatnya, harga saham MDKA menguat paling tinggi hingga 21,03% ytd. Setelahnya diikuti BOGA yang menguat hingga 17,67%, lalu BNLI menguat 5,53%.  TOWR mengalami pertumbuhan harga paling tipis di antara yang lain, 4,35%.

Hendriko Gani, Analis Sucor Sekuritas, menjelaskan pertumbuhan harga saham MDKA sudah terjadi sejak setahun yang lalu. Berdasar data RTI Business,  selama setahun terakhir saham MDKA menguat hingga 85,00%. Penutupan perdagangan Jumat (6/3) mencatat, saham MDKA berada di level Rp 1.295.

Baca Juga: Valuasi IHSG terdiskon, investor bisa mencermati saham-saham ini

Menurut Hendriko, sentimen pendorong MDKA adalah harga komoditas emas yang menguat."Sejak setahun lalu dan masih berlanjut," jelas hendriko ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/3).

Berdasar data dari Bloomberg pada Jumat lalu, harga komoditas emas berada US$ 1.672,40 per ons troi. Angka tersebut menguat sejak akhir tahun 2019 yang berada pada harga US$ 220,847 per ons troi.

Melihat pergerakan sahamnya saat ini, Hendriko memprediksi MDKA masih akan kembali menguji resisten double top di 1.300. Apabila berhasil menguat ke atas 1300 potensi penguatan lanjutan ke Rp 1.400 hingga Rp 1.500.

"Sentimen emas yang break all time high sepertinya berpotensi menjadi katalis penguatan saham MDKA," imbuhnya.

Baca Juga: IHSG jatuh dalam, ini kriteria saham-saham yang dilirik dana pensiun

Selain MDKA, BOGA juga mengalami penguatan. Akan tetapi, menurut pengamatan Hendriko pada saham BOGA tidak ada sentimen yang sacata spesifik mempengaruhi.

Dilihat secara teknikal, sejak tahun lalu saham ini bergerak uptrend dan menguat signifikan di akhir tahun. Asal tahu saja jika di tarik setahun ke belakang, saham BOGA memang hingga mencapai 131,85%.

Berdasar RTI Business, harga saham BOGA mulai mengalami penguatan pada pertengahan November 2019. Adapun pada penutupan perdagangan terakhir BOGA mencatatkan  harga Rp 1.565.

Meskipun menunjukan penguatan, Hendriko menyarankan wait and see terlebih dahulu untuk saham BOGA hingga muncul potensi penguatan lanjutan.

Baca Juga: Demam virus corona diprediksi masih menjegal pergerakan IHSG di pekan depan

"Melihat indikator MACD yang mulai divergence dan volume yang mulai menipis, BOGA ada potensi mengalami koreksi setelah penguatan signifikan," kata Hendriko ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/3).

Sementara itu, untuk saham BNLI penguatannya diiringi sentimen akuisisi sejak tahun lalu. Uptrend-nya masih akan berlanjut di tahun ini. Asal tahu saja, harga saham BNLI berada di Rp 1.335 pada penutupan perdagangan Jumat.

Menurut pengamatan Hendriko, ke depannya BNLI ada potensi melanjutkan penguatan ke resisten selanjutnya di di 1.400 hingga 1.500 setelah sebelumnya breakout dari resisten 1.250 hingga 1.300 kemarin. Volumenya yang cenderung meningkat saat breakout mengindikasikan breakout cukup tervalidasi.

Untuk saham TOWR, lanjut Hendriko, penguatan harganya didorong oleh oleh akuisisi menara yang dilakukansejak pertengahan tahun lalu.Penguatannya berlanjut hingga tahun ini.

Baca Juga: Bisnis emiten sektor mamin akan jalani tahun berat, ini penjelasan analis

Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, tahun lalu TOWR mengakuisisi 1.728 menara XL Axiata. Akuisisi senilai Rp 2,25 triliun itu dilakukan oleh anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

Meskipun secara year to date tercatat masih menghijau, uptrend saham TOWR mulai melemah. Secara tren jangka pendek mulai melemah.

" Boleh buy apabila berhasil bertahan di atas 780 hingga 800. Tapi jika gagal bertahan di atas ini ada potensi pelemahan lanjutan," tutup Hendriko. Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan Jumat (6/3) saham TOWR berada di harga Rp 840, terkoreksi 2,33% dibandikan penutupan hari sebelumnya. Adapun selama sebulan ke belakang sahamnya telah terkoreksi 4,55%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×