Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perubahan perilaku belanja membuat kinerja keuangan sektor ritel di kuartal III-2019 beragam. Hingga September, emiten yang memiliki pangsa pasar ekonomi menengah atas berhasil menorehkan kinerja lebih tinggi dibanding emiten yang memiliki pangsa pasar ekonomi menengah ke bawah.
Lihat saja, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) tercatat dalam sembilan bulan tahun ini berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 11,4% menjadi Rp 15,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Ini strategi Solusi Bangun Indonesia (SMCB) meraup laba Rp 134 di kuartal III 2019
Sementara, laba perusahaan yang banyak memiliki merek dagang dengan pangsa pasar menengah ke atas ini naik 15,2% dari Rp 557 miliar menjadi Rp 642 miliar.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan, terjadi perubahan pola belanja di peritel fesyen dari offline ke online. Hal tersebut membuat persaingan semakin ketat.
Namun, kinerja MAPI mampu bertahan karena disokong merek dagang dan speciality store unggul yang tidak dijajakan peritel lain.
"Penjualan fesyen sport MAPI bagus, speciality strore juga unik hanya MAPI yang jajakan," kata Christine, Jumat (1/11).
Rendy Wijaya Analis Panin Sekuritas menambahkan, minat masyarakat pada produk olahraga dan travel makin meningkat. Emiten lain yang coba menangkap segmen pasar tersebut adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).
Baca Juga: Memasuki akhir tahun, apakah sudah ada aksi window dressing? Begini penjelasan analis
"ACES kini arahnya juga lebih banyak jual produk sport dan travelling," kata Rendy.
Alhasil, pertumbuhan kinerja juga ACES rasakan dengan dari pos pendapatan yang tumbuh 15,7% ke Rp 5,97 triliun di periode yang sama. Sementara, laba juga naik 4,27% ke Rp 727 miliar.
Namun, pola perubahan belanja dari offline ke online menjadi tantangan utama peritel fesyen yang menyasar pangsa pasar ekonomi menengah ke bawah.
Tercatat, pendapatan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) terkoreksi tipis 2% menjadi Rp 4,43 triliun di periode yang sama. Namun, pos laba bersih naik 16,3% menjadi Rp 607 miliar.
Tak jauh berbeda, pendapatan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) hanya naik tipis 0,67% di periode yang sama jadi Rp 7,83 triliun. Sementara laba tercatat turun 20,6% ke Rp 1,19 triliun.
Menurut Chirstine produk yang dijual LPPF dan RALS tidak memiliki perbedaan khusus yang bisa dijadikan daya tarik bila dibandingkan dengan produk yang dijual secara online.
"Sekarang intinya di sektor ritel go unic agar kinerja keuangan tetap positif," kata Christine.
Baca Juga: Menanti window dressing, simak rekomendasi dari analis berikut
Kenaikan premi BPJS Kesehatan dan listrik Christine katakan bisa menambah tantangan bagi kinerja industri ritel yang menyasar pangsa pasar ekonomi menengah ke bawah.
"Konsumen menengah atas punya daya beli tinggi yang tidak rentan pada penurunan ekonomi, sementara konsumen menengah ke bawah rentan terpengaruh bila kebijakan subsidi dikurangi atau dicabut," tambah Rendy.
Ekspansi
Rendy memproyeksikan meski secara umum kinerja keuangan industri ritel cenderung melambat dibanding tahun lalu, tetapi melihat rencana ekspansi emiten di sektor ini membuat prospek sektor ini bisa tumbuh positif di tahun depan.
"Ekspansi yang cukup ekspansif berdampak positif pada kinerja keuangan di tahun depan, pendapatan bisa lebih tinggi dari tahun ini apalagi setelah ketidakpastian akibat kondisi politik semakin mereda," kata Rendy.
Baca Juga: Kinerja Keuangan Produsen Beras Topi Koki Masih Melaju
Suku bunga acuan yang sudah turun juga diharapkan mampu menambah daya beli masyarakat di tahun depan.
Diantara emiten ritel, Rendy menjagokan MAPI karena akan menambah 200 gerai ke depannya. Selain itu, kinerja MAPI juga disokong efisiensi dari penutupan gerai yang kurang berkinerja baik.
Untuk satu tahun ke depan Rendy merekomendasikan buy untuk MAPI di target harga Rp 1.300 per saham.
Rendy memproyeksikan pendapatan MAPI di 2020 naik 15% secara tahunan dengan laba tumbuh 20%. Kompak, Christine juga menjagokan MAPI.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bank Danamon (BDMN) Usai Diakuisisi MUFG Bank
Hadi Soegiarto Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas mengatakan fokus pemerintah mulai tahun ini adalah membangun kualitas sumber daya manusia.
Akibatnya program bantuan dana dari pemerintah dalam bentu tunai akan berkurang dan akan difokuskan pada pemberian program perlatihan pra-kerja, beasiswa dan subsidi makanan.
Meski bantuan tunai berkurang, Hadi berkseimpulan dalam risetnya, fokus pemerintah meningkatkan kualitas SDM tetap baik bila nantinya bisa meningkatkan konsumen ke ekonomi menengah atas.
Baca Juga: Penjualan Kotor Naik Tipis, Laba Bersih Matahari Department Store (LPPF) Turun 20,65%
Dengan begitu, emiten ritel yang memiliki pangsa pasar tersebut akan diuntungkan. Oleh karena itu, Hadi menjagokan MAPI dan merekomendasikan buy di target harga Rp 1.340 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News