kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Konsumer Diramal Dapat Angin Segar dari Penurunan Harga Gandum dan CPO


Kamis, 07 Juli 2022 / 20:21 WIB
Emiten Konsumer Diramal Dapat Angin Segar dari Penurunan Harga Gandum dan CPO
ILUSTRASI. Produk PT. Mayora Indah Tbk (MYOR). KONTAN/Baihaki/26/11/2015


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten consumer dinilai akan mendapatkan katalis dari penurunan harga CPO dan gandum. Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto mengatakan bahwa pada Juni 2022, harga CPO dan gandum melemah dari puncaknya pada April 2022. Untuk CPO, Indonesia melanjutkan ekspor sehingga menurunkan harga CPO di pasar internasional.

"Akibatnya, harga pengiriman mendatang untuk September turun 7,3% menjadi MYR4.551/ton di Kuala Lumpur," tulisnya dalam riset Selasa (5/7).

Lanjutnya, musim panen CPO jatuh pada September dan Oktober. Menurutnya, hal ini akan memberikan tekanan yang lebih besar pada harga CPO ke depan.

Sementara itu harga gandum juga melemah karena kekhawatiran bahwa kemerosotan ekonomi global dapat berdampak negatif terhadap permintaan gandum, dengan meredanya kekhawatiran tentang kemungkinan kekurangan gandum karena panen pada Juli 2022.

Baca Juga: Rentan Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Berikut Rekomendasi Saham Emiten Farmasi

Natalia menilai katalis tersebut akan mendorong perusahaan konsumer di semester II mengarah ke margin yang lebih baik.

Apalagi sebelumnya emiten konsumer telah meningkatkan rata-rata harga jual (ASP). Seperti Indofood yang kembali meningkatkan harga mi instan sebesar 5% pada Juni 2022. Sebelumnya, Indofood telah meningkatkan harga pada awal Januari 2022 sebesar 3%-4% dan pada April sebesar 5%.

Adapula Mayora yang berencana meneruskan harga komoditas yang lebih tinggi melalui ASP 8% lebih tinggi di semester II.

Di sisi lain, pada semester II pihaknya melihat hambatan untuk pemulihan daya beli yang berasal dari biaya listrik yang lebih tinggi untuk rumah tangga 3.000Kva ke atas dikombinasikan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar.

Walau begitu, BRI Danareksa Sekuritas menilai beberapa perusahaan masih memiliki potensi untuk berkinerja baik ke depan.

Baca Juga: Saham Sektor Teknologi Lesu, Simak Rekomendasi dari Analis Berikut Ini

Pertama, PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Menurutnya, dengan kontribusi pendapatan 45% dari ekspor, Mayora akan membukukan pertumbuhan yang kuat dari pasar ekspornya di kuartal III 2022. Pendapatan yang lebih kuat akan berlanjut di kuartal IV 2022 mengingat musim perayaan akhir tahun.

Lalu, ASP yang lebih tinggi di semester I dan harga komoditas yang lebih rendah di semester II akan mendukung margin dan pendapatan sepanjang tahun. 

 




TERBARU

[X]
×