kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Pungutan Cukai Minuman Manis Ditunda, Ini Prospek Saham Emiten Konsumer


Rabu, 18 Juni 2025 / 20:42 WIB
Pungutan Cukai Minuman Manis Ditunda, Ini Prospek Saham Emiten Konsumer
ILUSTRASI. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Pemerintah memastikan tidak akan memberlakukan pungutan cukai minuman berpemanis dalam kemasan pada tahun 2025, ini prospek saham konsumer.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan tidak akan memberlakukan pungutan cukai terhadap minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada tahun 2025. Dengan begitu, implementasi kebijakan yang sebelumnya telah tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 kembali mengalami penundaan.

Kebijakan ini sebelumnya sempat memicu kekhawatiran di kalangan pelaku usaha sektor konsumer, karena diperkirakan akan meningkatkan beban operasional emiten-emiten di sektor tersebut.

Beberapa perusahaan yang berpotensi terdampak antara lain PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).Namun, penundaan penerapan cukai ini memberikan kejelasan bagi emiten produsen minuman, karena dinilai dapat membantu mempertahankan margin keuntungan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.

Manajemen PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dalam keterangan tertulisnya kepada Kontan, (18/6) menyatakan bahwa pembatalan penerapan cukai MBDK tahun ini memberikan kepastian terhadap kelangsungan usaha perusahaan. "Ini lebih kepada memberikan kepastian saja bagi perusahaan," kata manajemen MYOR.

Baca Juga: Cukai Minuman Berpemanis Batal Diterapkan pada 2025, Begini Respons GAPMMI

Namun, dari sisi kinerja, dampaknya dinilai tidak signifikan. Pasalnya, selama ini wacana penerapan cukai tersebut belum benar-benar diimplementasikan. Menurut manajemen, dampak terhadap daya beli baru akan terasa jika sebelumnya cukai sudah diberlakukan dan kemudian dicabut.

Pada tahun 2025 pun MYOR menargetkan kinerja keuangan yang positif dengan penjualan yang meningkat 10% menjadi Rp 39,7 triliun dan laba bersih naik 0,8% menjadi Rp 3,1 triliun.

Prospek Saham Produsen Minuman

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai penundaan penerapan cukai MBDK berpotensi memberikan sentimen positif bagi para emiten. Pasalnya, kebijakan ini tidak menekan daya beli konsumen terhadap produk MBDK dan juga tidak menambah beban biaya bagi emiten, sehingga dapat mendukung perbaikan kinerja laba bersih.

Azis merekomendasikan investor mencermati emiten MBDK yang kinerjanya tetap solid dan memiliki valuasi menarik, seperti CMRY, ICBP, dan KLBF.

"Ketiga emiten tersebut mencatat pertumbuhan laba bersih, sementara rasio valuasi P/E mereka masih tergolong murah," kata Azis kepada Kontan, Rabu (18/6).

Secara terpisah, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, mengatakan bahwa kebijakan terbaru dari pemerintah ini memberikan sentimen positif bagi emiten produsen minuman, setidaknya dalam jangka pendek. 

Kebijakan tersebut memungkinkan margin perusahaan tetap terjaga, terutama di tengah kondisi daya beli masyarakat yang sedang melemah. 

"Paling tidak, kebijakan ini tidak akan menjadi beban tambahan bagi produsen," ucap Wafi kepada Kontan, Rabu (18/6).

Namun, jika kebijakan cukai ini baru diberlakukan tahun depan, emiten konsumer masih memiliki waktu untuk melakukan penyesuaian harga jual. Dengan harapan daya beli masyarakat membaik tahun depan, hal ini bisa menjadi bumper saat cukai mulai diterapkan.

Rekomendasi Saham

Wafi menyarankan untuk investor dan pelaku pasar untuk mencermati saham ICBP dengan target harga Rp 12.500 dan MYOR pada target harga Rp 2.500 per saham.

Sementara, Azis rekomendasikan buy sejumlah saham di sektor konsumer seperti CMRY, KLBF dan ICBP dengan target harga masing-masing Rp 5.400, Rp 1.770, dan Rp 12.500 per saham.

Baca Juga: Cukai Minuman Berpemanis Batal Diberlakukan Tahun Ini

Selanjutnya: Penyaluran Kredit Sejumlah Bank Terlihat Positif hingga Mei 2025

Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×