Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham emiten konglomerasi bergerak variatif. Nampaknya saham emiten Grup Bakrie tengah naik daun karena mencetak kenaikan paling banyak.
Di antara saham konglomerasi lain, saham Grup Bakrie PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) naik paling kencang sepanjang tahun berjalan ini. Berdasarkan data Bloomberg per Rabu (18/6), MDIA sudah melonjak 140%.
Kemudian disusul saham milik Grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang sudah naik 95,13% secara year to date (ytd). Lalu ada saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) milik Grup Bakrie yang melonjak 88,33%.
Selain kedua saham itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga tengah naik daun karena kenaikan harga komoditas.
Baca Juga: Kapitalisasi BREN dan TPIA Melonjak, Peta Konglomerasi BEI Bergeser
Secara year to date (ytd), BUMI sudah menguat 7,62%, BRMS naik 32,65% dan ENRG melonjak 34.90%. Selain grup Bakrie, lonjakan harga juga terjadi pada saham-saham Grup Barito milik Prajogo Pangestu.
Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melonjak 65,76% secara year to date (ytd) ke level Rp 1.540. Menyusul saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang berhasil menguat 36,33%.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati kenaikan harga saham-saham Grup Bakrie, khususnya emiten pertambangan ditopang oleh sentimen positif dari lonjakan harga komoditas.
“BUMI, BRMS dan ENRG juga sedang melakukan ekspansi dan peningkatan kapasitas produksinya sehingga adanya lonjakan harga turut menjadi angin segar bagi sahamnya,” kata Nafan.
Baca Juga: Saham Konglomerasi Menjadi Pemberat IHSG, Ini Posisi Sebelum Buka Pasar Senin (10/2)
Terbaru, BUMI mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melakukan kuasi reorganisasi untuk memperbaiki struktur modal untuk menghapus akumulasi kerugian dan menunjukkan nilai aset perusahaan saat ini.
VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menambahkan sentimen penguatan harga saham Grup Bakrie cenderung dipengaruhi oleh pertumbuhan keuangan.
Berkaca dari laporan keuangan per 31 Maret 2025, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$ 348,77 juta atau naik 12,14% secara tahunan (YoY) dengan laba bersih US$ 17,85 juta.
Sementara pendapatan BRMS juga melesat 212% YoY menjadi US$ 63,32 juta. Dari sisi bottom line, laba bersih anak usaha BUMI untuk juga meningkat 296% YoY menjadi US$ 14,85 juta.
Emiten migas Grup Bakrie, ENRG berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 17,95 juta atau tumbuh 1,64%. Sedangkan, pendapatan ENRG melonjak 20,31% YoY menjadi US$ 117,04 juta.
“Penguatan harga saham cenderung juga dipengaruhi pertumbuhan keuangan di tengah insentif fiskal dan juga harga komoditas global yang menguat,” jelas Audi.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Konglomerasi yang Topang Pergerakan IHSG
Audi memproyeksikan saham-saham Grup Barito juga masih akan bersinar tahun ini. Dia mengatakan tersebut didasari oleh beberapa sentimen, pertama perbaikan kinerja keuangan.
Contohnya, kinerja TPIA yang kerugiannya sudah menyusut. Per 31 Maret 2025, rugi bersih TPIA mencapai US$ 25,87 juta, yang turun dari US$ 33,12 juta posisi per 31 Maret 2024.
“Kedua, potensi Initial Public Offering (IPO) anak usaha TPIA, Chandra Daya Investasi yang akan mendorong aksi ekspansi dalam ekosistem non petrokimia khususnya energi, logistik dan distribusi,” ucap Audi.
Sementara untuk emiten konglomerasi lainnya, seperti Djarum secara sentimen cenderung stagnan. Nafan menyebut saham-saham Grup Djarum, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) termasuk defensif.
“Saham-saham di Grup Djarum tinggal menunggu momentum positif, sama halnya dengan Grup salim yang cenderung defensif seperti ICBP dan INDF,” jelas dia.
Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan add BUMI dengan target harga di Rp 176. Kemudian add BRMS dengan target di Rp 575 dan accumulative buy BBCA dengan target di Rp 13.000.
Sementara itu, saham konglomerasi pilihan Kiwoom Sekuritas untuk semester dua ini jatuh pada BRMS, ENRG dan TPIA. Audi rekomendasi trading buy untuk ketiga saham itu dengan masing-masing target harga di Rp 540, 400 dan Rp 11.100.
Selanjutnya: Trump Sindir Powell, Isyaratkan Ingin Pimpin The Fed Sendiri
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News