Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) berencana berinvestasi di sejumlah emiten. Investasi Danantara ini bisa menjadi sentimen positif.
Yang bakal terwujud, Danantara akan menyuntik investasi Rp 13 triliun ke proyek PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Sementara itu, sejumlah emiten lain dirumorkan akan menerima investasi dari Danantara, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai dukungan Danantara ke TPIA merupakan katalis positif, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Menurutnya, langkah ini mencerminkan komitmen sovereign wealth fund untuk mendorong transformasi bisnis dan memperkuat prospek perusahaan yang dinilai strategis.
“Bisnis TPIA ke depan semakin berkembang, terutama setelah akuisisi di Malaysia. Secara fundamental dan prospek, dukungan ini akan memperkuat posisi TPIA,” ujar Nico kepada Kontan, Selasa (17/6).
Baca Juga: TBS Energi (TOBA) Bantah Ada Pembahasan Kerja Sama dengan Danantara
Terkait dengan emiten-emiten lain yang turut disebut dalam radar investasi Danantara, Nico menilai, pendekatan investasi ini dilakukan dengan melihat potensi jangka panjang, bukan semata-mata kondisi saat ini.
Ia menyebut faktor seperti fundamental perusahaan, prospek sektor bisnis, dan potensi valuasi masa depan menjadi pertimbangan utama.
Meskipun beberapa emiten seperti GIAA dan KAEF saat ini masih mencatatkan kinerja keuangan yang belum optimal, hal itu tidak menutup kemungkinan bagi Danantara untuk masuk.
“Justru ketika perusahaan masih dalam fase merugi, Danantara bisa melihat potensi keuntungan dan momentum masuk,” kata Nico.
Ia menambahkan, masuknya Danantara berpotensi mendorong kolaborasi dan sinergi antar-sektor maupun antar-perusahaan, sehingga menciptakan nilai tambah dari sisi ekosistem industri.
Dari sisi Danantara sendiri, investasi ke emiten-emiten ini dinilai menguntungkan. “Tidak mungkin mereka masuk kalau tidak melihat potensi imbal hasil. Tentu ini langkah yang diperhitungkan,” jelas Nico.
Namun ia juga mengingatkan bahwa setiap perusahaan memiliki target dan waktu yang berbeda untuk mulai memberikan keuntungan kepada investornya.
Terkait potensi risiko, Nico mengakui, tidak semua investasi selalu menghasilkan keuntungan. Kerugian tetap merupakan risiko yang harus diperhatikan, yang penting adalah bagaimana Danantara mengukur waktu balik modal dan potensi jangka panjang.
Ia juga menilai, tren saham yang terafiliasi dengan sovereign wealth fund bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. “Saham-saham seperti ini akan mulai dilirik karena dianggap memiliki dukungan jangka panjang dari negara,” katanya.
Baca Juga: Investasi Danantara Jadi Game Changer? Ini Dampaknya ke Saham-Saham Incaran
Adapun dari enam saham yang ramai disebut dalam radar Danantara, Nico merekomendasikan TPIA, PGEO, TOBA, dan KAEF sebagai saham yang layak dipertimbangkan.
Sementara GIAA dan ANTM dinilai belum cukup atraktif saat ini, baik karena faktor teknikal maupun valuasi yang dianggap sudah cukup tinggi.
Selanjutnya: Asei Sebut Konflik Israel-Iran Bisa Berdampak Terhadap Asuransi Marine Cargo
Menarik Dibaca: Ada Diskon Tiket Kereta 30%, 952.639 Tiket Sudah Terjual
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News