kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Emiten bersiap lunasi obligasi jatuh tempo di sisa 2020 sekitar Rp 17,13 triliun


Minggu, 26 Juli 2020 / 12:27 WIB
Emiten bersiap lunasi obligasi jatuh tempo di sisa 2020 sekitar Rp 17,13 triliun
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Restrukturisasi obligasi diprediksi masih akan terus berlanjut di semester II-2020. 

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Danusaputro mengatakan di tengah kondisi ketidakpastian Covid-19, Mandiri Sekuritas terus berjaga-jaga dengan adanya potensi restrukturisasi obligasi. Menurutnya ada beberapa sektor yang terimbas Covid-19 yang berpeluang melakukan restrukturisasi. 

"Apakah akan ada restrukturisasi? Ada dari transportasi, properti dan multifinance," jelas Dannif, Kamis (23/7). 

Berdasarkan data KSEI, Kontan.co.id menghitung di sisa tahun 2020 total nilai obligasi dalam negeri emiten yang bakal jatuh tempo sekitar Rp 17,13 triliun. Nilai obligasi terbesar yang akan jatuh tempo adalah milik PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), yaitu totalnya sekitar Rp 2,91 triliun. Nilai tersebut berasal dari empat obligasi BNGA yang akan jatuh tempo di bulan Agustus, November dan Desember 2020. 

Baca Juga: Mandiri Sekuritas: Banyak emiten berminat terbitkan obligasi

Sisanya, emiten yang memiliki obligasi jatuh tempo antara lain PT Lautan Luas Tbk (LTLS), PT Timah Tbk (TINS), PT Tower Bersama Tbk (TBIG), dan PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). 

Untuk bersiap-siap melunasi utang jatuh temponya, para emiten yang ingin menurunkan tingkat utangnya mengandalkan kas internal. Namun tak sedikit pula yang juga memanfaatkan fasilitas pinjaman perbankan dan menerbitkan obligasi baru. 

LTLS memiliki Obligasi berkelanjutan II Lautan Luas Tahap II Tahun 2017 seri A senilai Rp 364,5 miliar yang akan jatuh tempo pada 28 November 2020. 

Corporate Communication LTLS Sonny Ardi mengatakan LTLS telah menyiapkan upaya pelunasan tersebut. 

"Dana refinance akan menggunakan saldo kas dan bank, dan sebagian dari fasilitas bank loan tersebut," jelas Sonny, Jumat (24/7). 

Selain itu, LTLS juga baru saja menerbitkan obligasi berkelanjutan III Tahap I Tahun 2020 dengan nilai pokok obligasi Rp 300 miliar. Adapun kas dan setara kas LTLS di kuartal I-2020 tercatat sebesar Rp 408,25 miliar. Posisi tersebut disokong oleh adanya kas dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 570,05 miliar. 

Kemudian TINS tercatat memiliki surat utang jatuh tempo dengan total nilai Rp 600 miliar. Terdiri dari obligasi sebesar Rp 480 miliar dan sukuk senilai Rp 120 miliar. 

Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar menjelaskan surat utang tersebut akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Dananya sebagian disiapkan dari kas internal dan sebagian dari cashflow positif hasil penjualan. 

"Kita sudah perhitungkan dengan beberapa skenario termasuk kemungkinan memanfaatkan fasilitas bank yang masih belum dimanfaatkan. Karena strategi kita menurunkan pinjaman, maka kita akan optimalkan menggunakan internal kas," jelasnya. 

Baca Juga: Penerbitan sukuk korporasi pada semester dua diramal lebih ramai, berikut penyebabnya

Di kuartal I-2020 TINS mencatatkan arus kas masuk dari aktivitas operasi sebesar Rp 1,33 triliun. Kas masuk tersebut menyokong kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 933,94 miliar, setelah TINS menggunakan kasnya sebesar Rp 244,33 miliar untuk aktivitas operasi dan sebesar Rp 1,82 triliun untuk aktivitas pendanaan. 

Sedangkan TBIG akan melunasi obligasi jatuh temponya senilai Rp 700 miliar dengan menggunakan kombinasi kas internal dan penerbitan obligasi baru. Upaya ini juga dilakukan oleh AGII untuk melunasi obligasi senilai Rp 195 miliar yang jatuh tempo pada 5 Desember 2020. 

"Sekarang kita dalam proses penerbitan penawaran umum berkelanjutan kedua. Seharusnya untuk jatuh tempo bulan Desember 2020 tidak masalah, bisa lewat penerbitan baru," jelas Sekretaris Perusahaan AGII Rachmat Harsono. 

Rachmat belum mau menjelaskan soal nilai yang dibidik, namun dia menargetkan obligasi tersebut bisa diterbitkan pada Desember 2020 untuk keperluan refinancing obligasi jatuh tempo. 

Adapun kas dan setara kas AGII serta TBIG masing-masing sebesar Rp 429,68 miliar dan Rp 798,19 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×