kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten baja memasang target optimistis tahun ini


Kamis, 10 Juni 2021 / 20:12 WIB
Emiten baja memasang target optimistis tahun ini


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 yang diyakini menjadi menjadi tahun pemulihan dimanfaatkan oleh para pemain industri baja untuk memasang target kinerja yang optimistis.

Direktur PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim menargetkan, perusahaan yang dipimpinnya mampu membukukan peningkatan pendapatan sebesar  43% dibanding realisasi tahun 2020, yakni menjadi Rp 28 triliun.

Per kuartal I-2021, emiten pelat merah ini membukukan pendapatan sebesar US$ 484,20 juta, tumbuh 55,59% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 311,18 juta.

Hanya saja, kenaikan sejumlah beban membuat laba bersih KRAS menyusut 70,20% menjadi US$ 22,08 juta.

Baca Juga: Ladangbaja Murni (LABA) targetkan pendapatan bisa tumbuh 60% pada tahun ini

Terkait target peningkatan penjualan tahun ini, produk-produk hilir yang dikembangkan KRAS juga akan terus diluncurkan kepada konsumen yang bertujuan agar penyerapan produk baja dalam negeri semakin meningkat.

“Transformasi dan restrukturisasi yang kami jalankan adalah sebuah program yang berkelanjutan. Segala potensi perbaikan akan terus kami kejar. Dengan demikian, kami meyakini di tahun 2021 pun Krakatau Steel akan meningkat kinerjanya,” kata Silmy, Kamis (3/6) pekan lalu.

Produsen baja lainnya, yakni PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) juga pede kinerjanya membaik tahun ini. Budi Raharjo Legowo, Chief Financial Officer Gunung Raja Paksi mengatakan, jika pada tahun fiskal 2020 GGRP masih mengalami rugi bersih hingga US$ 8,9 juta, maka pada tahun fiskal 2021, laba bersih yang diestimasikan bisa lebih dari US$ 20 juta.

“Meski proyeksi penjualan pada tahun fiskal 2021 akan mirip dengan penjualan pada tahun fiskal 2020, tetapi perseroan menargetkan peningkatan laba bersih. Dan kami bersyukur, tanda-tanda pemenuhan target sudah terlihat pada triwulan pertama ini,” terang Budi, Rabu (9/6).

Menurut Budi, kinerja positif pada kuartal I-2021 tersebut, juga didukung pasar domestik yang mulai bangkit. Pasalnya, kondisi tersebut turut membangkitkan  sektor infrastruktur dan manufaktur yang merupakan industri konsumen produk baja.

Tak hanya pasar domestik, GGRP juga terus mengembangkan penjualan baja ke mancanegara. Selama ini, sejumlah negara yang menjadi pasar ekspor GRP antara lain Kanada, Malaysia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat (AS).

“Untuk ekspor, target kami setidaknya sama seperti tahun lalu, yaitu sekitar 5% dari total penjualan bersih perusahaan,”  terang Budi.

Sebelumnya, Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, pertumbuhan kinerja industri baja diperkirakan akan semakin kuat pada tahun 2021. Hal ini disokong pertumbuhan industri konstruksi, terutama didorong oleh alokasi untuk proyek infrastruktur yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sangkaeng menyebut, anggaran belanja pemerintah untuk sektor infrastruktur pada tahun ini mencapai Rp 414 triliun,  naik 47,3% dari anggaran tahun sebelumnya yang hanya Rp 281 triliun.

Baca Juga: Laba Gunung Raja Paksi (GGRP) melonjak 687,27% pada kuartal I, ini kata manajemen

“Ini merupakan anggaran tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kami berharap dengan perbaikan trend pertumbuhan anggaran, kami sebagai produsen baja bisa mengamnbil bagian,” terang Sangkaeng kepada media, belum lama ini.

Optimisme juga ditunjukkan oleh PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA), perusahaan produsen mould yang hari ini baru saja melantai di bursa. Mugi Tri Cahyono, Direktur Utama Ladangbaja menargetkan pendapatan bisa tumbuh hingga 60% tahun ini. Sementara untuk laba bersih, manajemen LABA juga optimistis bisa tumbuh positif seiring dengan naiknya pendapatan.

Optimisme ini didasari dari mulai pulihnya industri moulding sejak semester kedua 2020, terutama dari segmen otomotif. Terlebih, pemerintah telah memberi relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPNBM) untuk mendorong penjualan mobil. Selain itu, permintaan dari industri plastic juga akan menyokong kinerja LABA ke depan. 

Selanjutnya: Perkuat hilirisasi, Krakatau Steel (KRAS) tambah kepemilikan di pabrik hilir baja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×