kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Donald Trump Goyang Pasar Lagi, Bursa Wall Street Anjlok


Sabtu, 11 Oktober 2025 / 05:14 WIB
Donald Trump Goyang Pasar Lagi, Bursa Wall Street Anjlok
ILUSTRASI. Bursa Wall Street anjlok pada Jumat (10/10/2025), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang pasar dengan melontarkan serangkaian ancaman agresif terhadap China.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa Wall Street anjlok pada Jumat (10/10/2025), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang pasar dengan melontarkan serangkaian ancaman agresif terhadap China setelah Beijing memperketat pembatasan ekspor tanah jarang.

Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump mengatakan, ia sedang mempertimbangkan kenaikan tarif "besar-besaran" untuk impor China. Trump juga mengatakan tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu sesuai rencana. "Ada banyak langkah balasan lain yang sedang dipertimbangkan," kata Trump seperti dilansir Reuters.

Pernyataan Trump tersebut mengejutkan pasar dan mengancam akan memperburuk hubungan yang sudah tegang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Baca Juga: Trump Batalkan Rencana Bertemu Xi Jinping, Ancam Naikkan Tarif Baru terhadap China

Ketiga indeks saham utama AS mengalami penurunan tajam setelah pernyataan Trump. S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan persentase harian terbesar sejak 10 April. Secara mingguan, S&P 500 mencatat penurunan terbesar sejak Mei, sementara penurunan Nasdaq dari Jumat ke Jumat merupakan yang tertajam sejak April.

Jumat (10/10/2025), Dow Jones Industrial Average anjlok 878,82 poin atau 1,90% menjadi 45.479,60. Indeks S&P 500 longsor 182,60 poin atau 2,71% menjadi 6.552,51, dan Nasdaq Composite turun 820,20 poin, atau 3,56% ke level 22.204,43.

"Negara dengan ekonomi terbesar kedua dan ekonomi terbesar pertama kembali berdebat, dan kita melihat mentalitas jual saham dulu. Postingan Presiden Trump benar-benar muncul tiba-tiba, yang membuka pintu bagi volatilitas ekstrem," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha seperti dikutip Reuters.

Ia menambahkan, penting untuk diingat bahwa pasar saham sudah lama tidak mengalami volatilitas setingkat ini. "Bisa dibilang kita akan mengalami sedikit kepanikan di bulan Oktober ini," imbuhnya

Kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu telah mengguncang pasar sejak pengumuman pada 2 April 2025 silam, dengan negosiasi perdagangan yang kadang-kadang putus-nyambung, menyebabkan turbulensi di seluruh kelas aset.

China memproduksi lebih dari 90% logam tanah jarang dan magnet tanah jarang olahan dunia, yang penting untuk berbagai produk, mulai dari kendaraan listrik dan mesin pesawat hingga radar militer.

Ketegangan yang kembali terjadi antara dua ekonomi global terbesar ini dapat memicu gangguan rantai pasokan yang signifikan, terutama bagi industri teknologi, kendaraan listrik, dan pertahanan.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dipandang sebagai cerminan kecemasan pasar, mencapai level penutupan tertinggi sejak 19 Juni 2025.

Baca Juga: Imbal Hasil Obligasi AS Turun Tajam Jumat (10/10), Trump Ancam Tarif terhadap China

Saham-saham perusahaan China yang terdaftar di AS anjlok tajam, dengan saham-saham raksasa Alibaba Group Holding, JD.com Inc, dan PDD Holdings turun antara 5,3% dan 8,5%. Qualcomm anjlok 7,3% setelah regulator pasar China menyatakan bahwa negara tersebut telah meluncurkan investigasi antimonopoli terhadap produsen semikonduktor tersebut terkait akuisisi Autotalks Israel.

Pemerintah AS saat ini memasuki hari ke-10 penutupan pemerintahan karena kebuntuan Kongres AS sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan atau negosiasi serius. Hal ini mengakibatkan penghentian pengumunan data ekonomi, dengan indikator ekonomi resmi pemerintah ditunda untuk sementara waktu.

Namun, data dari sumber independen terus berlanjut. Universitas Michigan merilis pandangan awal tentang sentimen konsumen bulan Oktober, yang bergerak mendekati level terendah dalam sejarah karena harga yang tinggi dan prospek lapangan kerja yang melemah tetap menjadi kekhawatiran utama konsumen.

Dengan tidak adanya data resmi, investor mengamati Federal Reserve AS untuk mendapatkan petunjuk mengenai penurunan suku bunga jangka pendek. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa meskipun data ketenagakerjaan swasta terus menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja, bank sentral harus bertindak hati-hati ketika menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) saat mengevaluasi perekonomian.

Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem menyuarakan sentimen tersebut, dengan mengatakan bahwa penurunan suku bunga lagi dapat dibenarkan sebagai asuransi terhadap pelemahan pasar tenaga kerja. "Saya yakin kita harus bertindak hati-hati" sebelum kebijakan moneter menjadi terlalu akomodatif, ujarnya.

Serangkaian perusahaan keuangan besar—termasuk JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo—akan merilis laporan keuangan kuartalan pada hari Selasa, menandai dimulainya musim laporan keuangan kuartal ketiga secara tidak resmi.

Para analis saat ini memperkirakan pertumbuhan pendapatan S&P 500 kuartal ketiga sebesar 8,8% secara tahunan (year-on-year), secara agregat, dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan sebesar 13,8% pada kuartal terakhir dan 9,1% pada kuartal ketiga 2024, menurut data LSEG.

Selanjutnya: Viral di Medsos Kabar BSU Cair Oktober 2025, Ini Penjelasan Resmi Kemenaker

Menarik Dibaca: Saatnya Bangkit! Ini Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Hari Sabtu 11 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×