Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (21/5), dengan indeks S&P 500 mengakhiri reli enam hari berturut-turut. Pelemahan ini dipicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury) dan meningkatnya kekhawatiran terhadap profil utang negara.
Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 114,83 poin atau 0,27% ke level 42.677,24. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 23,14 poin atau 0,39% menjadi 5.940,46, dan Nasdaq Composite terkoreksi 72,75 poin atau 0,38% ke posisi 19.142,71.
Sebagian besar sektor di indeks S&P 500 mencatatkan penurunan. Delapan dari sebelas sektor mengalami pelemahan, dipimpin oleh sektor energi, layanan komunikasi, dan barang konsumsi tidak tahan lama. Di sisi lain, saham-saham di sektor utilitas, kesehatan, dan kebutuhan pokok mencatatkan kenaikan.
Baca Juga: Wall Street Menguat Seiring Harapan Kesepakatan Dagang AS-Inggris
Menurut Garrett Melson, ahli strategi portofolio di Natixis Investment Managers, penurunan ini mencerminkan fase konsolidasi pasar setelah reli panjang. "Ini momen jeda pasar untuk menilai kembali, sementara imbal hasil yang meningkat menimbulkan persaingan terhadap pasar saham," ujarnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 0,4 basis poin menjadi 4,481%. Kenaikan ini terjadi di tengah kekhawatiran terhadap kondisi fiskal AS.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat Moody’s, Fitch, dan S&P Global telah menurunkan peringkat kredit AS karena tingginya utang pemerintah yang saat ini mencapai sekitar US$36,2 triliun.
Kunjungan Presiden Donald Trump ke Capitol Hill juga menjadi sorotan. Ia berupaya mendorong legislator Partai Republik untuk mendukung rancangan undang-undang pemotongan pajak yang diperkirakan dapat menambah utang pemerintah sebesar US$ 3 triliun hingga US$ 5 triliun.
Baca Juga: Wall Street Anjlok Dipicu Kekhawatiran Tarif Trump, S&P 500 Mendekati Wilayah Bearish
Dari sisi kebijakan moneter, investor turut mencermati pernyataan sejumlah pejabat Federal Reserve, termasuk Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem. Berdasarkan data LSEG, pelaku pasar saat ini memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada akhir 2025, dengan pemangkasan pertama diproyeksikan terjadi pada September.
Di sisi korporasi, saham Home Depot turun 0,6% meskipun mencatatkan penjualan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi. Sementara itu, saham Tesla naik 0,5% setelah CEO Elon Musk menegaskan komitmennya untuk tetap memimpin perusahaan selama lima tahun ke depan.
Namun, saham teknologi lainnya cenderung melemah, termasuk Nvidia yang akan melaporkan kinerja keuangan pada 28 Mei mendatang.
Baca Juga: Indeks Saham Wall Street Mixed, Menunggu Keputusan Bunga The Fed Hari Ini (18/12)
Di Bursa New York, jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,37 banding 1. Terdapat 219 saham mencetak harga tertinggi baru dan 33 saham menyentuh level terendah baru. Sementara di Nasdaq, tercatat 59 titik tertinggi baru dan 46 titik terendah baru.
Volume transaksi saham mencapai 16,14 miliar lembar, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang berada di angka 17,38 miliar lembar.
Selanjutnya: Yuk Lihat Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 21 Mei 2025 Menuju Stasiun Palur
Menarik Dibaca: Yuk Lihat Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 21 Mei 2025 Menuju Stasiun Palur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News