Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sedang dalam tren pelemahan sejak akhir bulan Februari lalu.
Mengutip data Trading Economics, Senin (17/3) pukul 18.52 WIB, dolar AS melemah 0,17% terhadap euro (EUR/USD) ke level 1,09.
Dolar juga melemah 0,28% menghadapi GBP (poundsterling) ke level 1,3. Begitu terhadap JPY (yen Jepang), dolar AS melemah 0,9% ke level 148,5.
Dolar juga melempem 0,34% terhadap CHF (franc Swiss) menjadi 0,8, dan melemeh 0,16% terhadap CAD (Dolar Kanada) ke level 1,4.
Secara keseluruhan, indeks dolar AS (DXY) berada di angka 103,74, terkoreksi 3,5% sejak nilai tertingginya di 107,61 pada 1 Maret 2025.
Baca Juga: Rupiah Melemah di Awal Pekan, Investor Antisipasi Arah Suku Bunga BI dan Fed
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai, pelemahan dolar AS disebabkan kekuatiran kebijakan tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump. Menurut Lukman, hal ini bisa memicu resesi yang akhirnya menggoncang mata uang negara-negara dunia.
“Pergerakan mata uang-mata uang dunia akan tarik ulur mengingat semuanya terjebak dalam ketidakpastian,” ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Senin (17/3).
Untuk investor, Lukman menilai tidak ada strategi terbaik yang bisa diterapkan.
Namun di masa yang penuh ketidakpastian kini, Lukman melihat dolar AS masih menjadi pilihan menarik untuk investasi. Pasalnya, Lukman melihat pelemahan dolar AS yang signifikan justru sebagai sinyal positif untuk rebound.
Menurut Lukman, ketidakpastian dan kemerosotan ekonomi umumnya mendukung dolar AS menjadi safe haven bagi investor.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.406 Per Dolar AS Hari Ini, Paling Lemah di Asia
Selain itu, yen Jepang juga potensial menguat seiring ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentralnya. Sementara EUR menguat dengan harapan pengeluaran besar Jerman di sektor militernya dapat mendukung ekonomi di Uni Eropa.
Lukman memperkirakan indeks dolar AS akan kembali menguat dengan potensi indeks kembali ke 108–110 di akhir tahun nanti.
Selanjutnya: PMI Manufaktur Naik Sementara Ekonomi Masih Tertekan
Menarik Dibaca: Bandung Hujan pada Pagi Hari, Ini Prakiraan Cuaca Besok (18/3) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News