kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pergerakan Mata Uang Asia Masih Akan Tertekan Efek Trump


Selasa, 26 November 2024 / 18:57 WIB
Pergerakan Mata Uang Asia Masih Akan Tertekan Efek Trump
ILUSTRASI. yen jepang menguat di tengah koreksi sejumlah mata uang di Asia


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang Asia masih tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasar merespon janji Presiden Terpilih AS DonaldĀ Trump yang akan mengenakan tarif impor.

Berdasarkan Bloomberg, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,45%. Disusul rupiah yang turun 0,34%, ringgit Malaysia 0,31%, dolar Singapura 0,22% dan yuan China yang tergelincir 0,16%.

Berikutnya, dolar Taiwan ditutup turun 0,02%, rupee India yang koreksi 0,016% dan peso Filipina 0,015%. Kemudian, won Korea Selatan ditutup melemah tipis 0,006% terhadap the greenback pada sore ini.

Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,14%. Diikuti, dolar Hongkong yang naik tipis 0,004%.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah ke 15.935 Rp Per Dolar AS Pada Hari Ini (26/11)

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan mata uang Asia pada umumnya melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off.

"Pasar merespon janji Trump yang akan mengenakan tarif impor 25% pada Kanada dan Mexico serta tambahan 10% pada China," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (226/11).

Secara umum, prospek pergerakan mata uang Asia tergantung pada Trump. Menurutnya, apabila Trump hanya menargetkan negara-negara tertentu, seperti China dan Mexico yang secara tradisi surplus besar terhadap AS, maka negara yang terhindar bisa menjadi tujuan pemindahan produksinya.

Khususnya, lanjut Lukman, seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan India yang secara tradisi masih memiliki 'cheap labour'. Negara 'mahal' seperti Singapore mungkin tidak akan menjadi target investasi.

"Namun investor harus hati-hati karena Trump bisa saja kemudian menambahkan daftar negara yang dikenakan tarif tambahan," sebutnya.

Baca Juga: Dipicu Kebijakan Donald Trump, Dolar AS Taklukkan Sejumlah Mata Uang Utama

Dus, untuk besok Lukman juga memperkirakan tekanan pada valas Asia masih akan berlanjut.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi sepakat bahwa tekanan pada mata uang Asia masih berlanjut. Efek Trump masih akan mendominasi pergerakan pasar.

Namun, dolar Singapura diperkirakan dapat menguat karena ekonominya yang cukup baik. "Kalaupun melemah mungkin tipis dengan support di 1,34428 dan resistance 1,35117," tutupnya.

Selanjutnya: Imbas Pernyataan Trump, Mayoritas Bursa Asia Ditutup Melemah

Menarik Dibaca: Muncul Memar? Ini 5 Efek Kekurangan Vitamin C pada Kulit yang Harus Anda Tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×