kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diversifikasi menjadi kunci berinvestasi Wakil Dirut ARCI Rudy Suhendra


Sabtu, 31 Juli 2021 / 07:00 WIB
Diversifikasi menjadi kunci berinvestasi Wakil Dirut ARCI Rudy Suhendra


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia investasi bukanlah hal yang asing bagi Rudy Suhendra. Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) ini memulai investasi pertamanya pada 2009. Instrumen yang dia pilih kala itu adalah properti, karena memang properti sedang booming di tahun 2008-2009.

Bukan unit apartemen maupun rumah tapak, jenis properti yang dia pilih adalah tanah. Harga yang cenderung naik tiap tahun menjadi alasan Rudy membeli sebidang tanah. “Tanah juga lebih mudah mengurusnya. Kalau misalkan rumah harus ada perawatan,” terang Rudy kepada Kontan.co.id.

Seiring perjalanan karier, keranjang investasi Rudy juga makin beragam. Saat ini, setidaknya Rudy memiliki lima jenis instrumen investasi yang berbeda. Meski beragam, Rudy berupaya agar tetap menjaga komponen investasinya tetap seimbang. Dus, saat ini kelima instrumen investasinya dijaga masing-masing di kisaran 20%.

Instrumen pertama adalah fixed income berupa deposito atau obligasi negara (ORI). Instrumen ini dipilih karena memberikan imbal hasil yang pasti.

Baca Juga: Gara-gara Elon Musk, Bitcoin melonjak lagi menembus US$ 32.000

Pria kelahiran Bandar Lampung ini juga memasukkan emas ke dalam keranjang investasinya. Bagi Rudy, emas juga bisa menjadi instrumen natural hedge, karena harga emas akan menyesuaikan pergerakan inflasi secara tidak langsung.

Rudy memilih berinvestasi emas sejak bergabung di ARCI tahun 2016. Kala itu, harga emas masih di kisaran US$ 1.200 per ons troi sementara saat ini sudah bertengger di kisaran US$ 1.800 per ons troi. Daya tahan emas pun sudah teruji. Buktinya, sejak awal pandemi tahun 2020 sampai saat ini, harga emas bertahan di level yang cukup kuat. Bahkan di awal pandemi, harga emas ini sempat mengalami rally.

Rudy juga berinvestasi di perusahaan rintisan atau start-up. “Ini saya lakukan bersama teman-teman. Misalnya ada start-up yang dinilai valuasinya menarik dan mereka membutuhkan pendanaan,” sambung dia.

Ketertarikan dalam investasi emas dan perusahaan rintisan mendorong Rudy mendirikan anak perusahaan ARCI yang bergerak di bidang logam mulia, yaitu PT Elang Mulia Abadi Sempurna dengan brand Lotus Archi atau dikenal Emas Merah Putih. Produk ini dirancang dengan menggunakan teknologi keamanan terkini sehingga pembeli dapat memeriksa keaslian produk melalui aplikasi. Diharapkan dengan keunggulan tersebut dan harga yang kompetitif dapat memberikan pilihan baru untuk masyarakat Indonesia dalam berinvestasi emas.

Baca Juga: Kilas Balik Bumi Resources (BUMI), Emiten Grup Bakrie yang IPO Tepat 31 Tahun Silam

Utamakan fundamental

Selain itu, Rudy juga memilih saham sebagai instrumen investasinya. Dia berkisah, awal mula membeli saham sekitar tahun 2012 berkat ajakan temannya. Sempat meraup keuntungan, namun saat ini saham emiten yang dibeli Rudy sudah didepak dari keanggotaan bursa alias delisting. “Saya belum sempat mengambil dana yang diinvestasikan,” kenang dia.

Belajar dari pengalaman, semenjak kejadian itu Rudy lebih banyak memilih saham-saham yang punya fundamental solid. Biasanya, saham-saham non-blue chips memang menawarkan upside yang cukup fantastis, tapi memiliki risiko yang tinggi.

Rudy menerapkan horizon jangka panjang, mengingat waktu untuk memantau pergerakan harga terkadang terbentur urusan pekerjaan. “Karena namanya membeli saham, harga pasti akan naik dan turun. Namun, kalau punya fundamental bagus, harga akan terus berkembang,” kata dia.

Meskipun saat ini kondisi pasar masih dilanda ketidakpastian, bukan berarti saham menjadi pilihan investasi yang kurang baik. Memang sejumlah industri seperti sektor perjalanan, penerbangan, hingga hiburan mengalami tekanan di tengah pandemi. 

Baca Juga: Bos AKR Rajin Akumulasi Saham AKRA Hingga Jelang Rilis Kinerja dan Dividen Interim

Hanya saja, terdapat emiten-emiten yang justru memiliki peluang pertumbuhan yang solid dengan adanya penyebaran pandemi, seperti emiten rumah sakit dan emiten sektor kesehatan. “Berinvestasi saham di tengah ketidakpastian pun tidak masalah. Selama kita bisa melihat momentumnya,” terang pria kelahiran 1981 ini.

Rudy pun membagikan sedikit tips bagi investor pemula yang akan berinvestasi khususnya di instrumen saham. Pertama, mempelajari sisi fundamental emiten mulai dari laporan keuangan, potensi pertumbuhan, hingga prospek industrinya. Walaupun tidak bergerak secara volatil, harga saham akan berkembang mengikuti sisi fundamentalnya.

Baca Juga: Direktur Keuangan ADHI Agung Dharmawan: Mengincar Cuan dari Investasi Properti

Kedua adalah pengendalian emosi. Seringkali investor melihat harga saham yang sudah naik tinggi dan dianggap sudah mahal. Tetapi jika dilihat, kenaikan ini memang didasari oleh kondisi fundamental yang bagus. Dus, seorang investor harus teliti apakah memang kenaikan harganya sudah pantas dengan kondisi fundamental. “Kalau misal undervalued berarti memang ada potensi masih tinggi,” pungkas dia.

Rudy memiliki target tersendiri dalam menentukan imbal hasil (gain) berinvestasi. Tujuan inilah yang menjadi alasan Rudy memilih instrumen seperti fixed income dan deposito yang sudah pasti memberikan hasil dalam setahun.

Misalkan, dalam setahun investor membidik gain 10%-15%. Imbal hasil dari deposito dengan bunga sebesar 5% sementara ORI memberikan return 7%. Berarti, sisanya bisa didapatkan dari instrumen lain seperti saham.

“Jadi, investasi dilakukan lebih ke arah mendapatkan target growth. Jangan sampai pendapatan yang kita dapat hanya stagnan,” kata Rudy. Hal ini karena setiap tahunnya ada faktor inflasi dan peningkatan harga pokok yang harus diperhitungkan oleh investor.

Baca Juga: Cermati Polis Asuransi agar Anda Tidak Merugi

Meski punya target pertumbuhan imbal hasil, Rudy mengaku tidak terlalu agresif dan selalu berhati-hati dalam mengelola investasi. Hal ini untuk menghindari risiko penurunan nilai investasi. Sebisa mungkin dirinya juga melakukan penyeimbangan dengan harapan bisa mencapai return yang diinginkan.

Ke depan, Rudy juga membuka peluang untuk melirik instrumen lain. Saat ini, dia mengaku sedang mempelajari mekanisme mata uang kripto. Salah satu yang dia cermati adalah kripto yang memiliki underlying emas yang konon lebih sustainable. “Selain untuk investasi, saya juga pelajari karena kebetulan ARCI ini bergerak di bidang emas,” terang pria lulusan Ohio State University ini.

Selanjutnya: Investor Pemula Hindari Trading Saham, Apalagi Sampai Berhutang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×