Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Meski demikian, kinerja saham UNTR masih lebih baik ketimbang IHSG yang masih anjlok 18,59% sejak awal tahun.
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, kenaikan saham-saham berbasis komoditas logam ini tidak bisa lepas dari sentimen kenaikan komoditasnya.
Emas misalnya, sempat memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah setelah melewati level US$ 2.000 untuk pertama kalinya. Bahkan, harga emas Antam sempat menyentuh Rp 1.065.000 per gram pada perdagangan Jumat (7/10) yang merupakan rekor harga termahal.
Pun begitu dengan harga nikel yang saat ini masih cenderung stabil. Ditambah, adanya kabar mengenai rencana pembentukan Indonesia Battery Holding dan rencana Tesla, salah satu produsen mobil listrik terkemuka dunia, yang santer akan membangun pabrik di Indonesia.
Baca Juga: Analis kompak rekomendasikan beli saham TOWR, simak alasannya
“Kenaikan harga saham yang berhubungan dengan komoditas sangat dipengaruhi oleh sentimen kenaikan harga komoditasnya,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Jumat (30/10).
Pada penutupan Selasa (27/10), saham INCO ditutup melemah 1,94% ke level Rp 4.050, ANTM melemah 0,47% ke level Rp 1.055, dan MDKA bergeming di level Rp 1.830.
Aria bilang, target jangka pendek ketiga saham ini sudah tercapai. Dus, investor bisa melakukan aksi beli saat pelemahan terjadi. “Saya rekomedasikan beli untuk UNTR di kisaran harga 20.800 ke bawah,” pungkas dia.