kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Di Tengah Dinamika Global, Begini Tips Kocok UIang Portofolio Juli 2025


Senin, 30 Juni 2025 / 21:00 WIB
Di Tengah Dinamika Global, Begini Tips Kocok UIang Portofolio Juli 2025
Investor ritel memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada ponselnya di Jakarta, Senin (30/6/2025). Memasuki bulan Juli 2025, pelaku pasar perlu mencermati berbagai sentimen global yang berpotensi mempengaruhi kinerja aset-aset investasi.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Memasuki bulan Juli 2025, pelaku pasar perlu mencermati berbagai sentimen global yang berpotensi mempengaruhi kinerja aset-aset investasi.

Sejumlah faktor penting seperti ketegangan geopolitik, kebijakan tarif, dan arah suku bunga bank sentral dunia menjadi penentu utama pergerakan pasar keuangan dalam waktu dekat.

Djoko Soelistyo, Head of Investment & Insurance Product, Consumer Banking Group Bank DBS Indonesia menjelaskan bahwa dalam sebulan terakhir, pasar keuangan global mulai bergerak positif di tengah membaiknya hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta meredanya ketegangan di Timur Tengah. 

Baca Juga: IHSG Rawan Terkoreksi Selasa (1/7), Cek Penyebabnya dan Saham Rekomendasi Analis

Di saat yang sama, pelemahan nilai tukar dolar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed turut mendorong reli aset global lintas kelas, mulai dari mata uang, obligasi, hingga saham.

Namun, secara mengejutkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan harga emas justru sama-sama melemah. 

Djoko mencermati hingga Senin (30/6), IHSG terkoreksi 3,46% secara bulanan seiring arus keluar dana asing mencapai Rp 7,94 triliun per 26 Juni.

Sementara itu, harga emas mulai terkoreksi setelah sempat menguat sekitar 25% sejak awal tahun, seiring aksi ambil untung dan revisi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga. 

Untuk diketahui, emas logam mulia Antam telah terkoreksi dalam sebulan 0,42% ke level Rp 1.880.000 per gram pada Senin (30/6), seiring emas spot yang hanya menguat tipis 0,25% dalam sebulan ke level US$ 3.296 per ons troi.

Baca Juga: IHSG Menguat, Cek Rekomendasi Teknikal INDY, BMRI, dan MDLA untuk Selasa (1/7)

“Pelemahan ini menunjukkan pasar masih dibayangi ketidakpastian tinggi, baik dari sisi geopolitik maupun arah kebijakan ekonomi global,” jelas Djoko kepada Kontan, Senin (30/6).

Di sisi lain, dolar AS juga mengalami tekanan. Meskipun sempat menguat usai kemenangan Presiden AS Donald Trump, greenback kembali melemah akibat kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian AS.

Tren de-dolarisasi global serta defisit fiskal yang membengkak turut menekan posisi dolar sebagai aset safe haven.

Menurut Djoko, dalam kondisi ini investor perlu memerhatikan potensi mata uang lain seperti euro dan yuan sebagai alternatif.

Pasalnya, euro masih menjadi mata uang global kedua setelah dolar, sementara yuan semakin diperhitungkan seiring pengaruh ekonomi China yang terus meluas.

Baca Juga: Ada GOTO, BMRI, & BBTN, Cermati Top Losers LQ45 saat IHSG Menguat Hari Senin (30/6)

Untuk strategi alokasi aset, Djoko menyarankan pendekatan strategi barbel yang mengombinasikan obligasi sebagai aset likuid dan defensif dengan saham sebagai aset bertumbuh agar seimbang antara risiko dan peluang.

“Dalam jangka pendek tiga bulan, alokasi sebaiknya fokus pada obligasi dan emas. Untuk jangka menengah hingga dua belas bulan, kombinasi saham unggulan, emas, dan obligasi menjadi pilihan utama,” paparnya.

Adapun sentimen utama yang perlu dicermati investor selama Juli 2025 antara lain tenggat pembahasan tarif AS pada 9 Juli, dinamika geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah, arah kebijakan suku bunga global, serta stimulus ekonomi lanjutan dari pemerintah Tiongkok.

“Dengan pasar yang dinamis, investor sebaiknya terus memperbarui informasi dan menyesuaikan portofolio secara berkala,” pungkas Djoko.

Selanjutnya: Indofood Sukses Makmur Menjaring Konsumen Camilan Anak

Menarik Dibaca: Indofood Sukses Makmur Menjaring Konsumen Camilan Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×