kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Prospek Reksadana Tetap Positif di Tengah Ketidakpastian Global


Rabu, 05 Februari 2025 / 21:15 WIB
Prospek Reksadana Tetap Positif di Tengah Ketidakpastian Global
ILUSTRASI. Peluang industri reksadana di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif impor AS yang picu perang dagang


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian global, kinerja reksadana diperkirakan tetap positif, khususnya reksadana pendapatan tetap (RDPT).

Hal tersebut tercermin dari kinerja indeks reksadana pendapatan tetap yang mencetak return tertinggi di bulan Januari 2025 dibandingkan indeks reksadana lainnya. Berdasarkan data Infovesta, indeks reksadana pendapatan tetap tumbuh 0,59% sepanjang Januari 2025.

Selanjutnya disusul indeks reksadana pasar uang sebesar 0,46%. Sementara indeks reksadana campuran dan indeks reksadana saham mencatatkan kinerja negatif, masing-masing 0,14% dan 0,90%.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, kinerja reksadana pendapatan tetap didorong langkah Bank Indonesia (BI) yang secara tak terduga memangkas suku bunga dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari 2025.

"Hal ini membuat harga obligasi naik (capital gains) yang mendorong kinerjanya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/2).

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Pimpin Return Tertinggi, Berikut 5 Terbaiknya dalam Sepekan

Kinerja positif reksadana pendapatan tetap diperkirakan berlanjut, menyusul ketidakpastian dan risiko secara global yang masih cukup tinggi. Alhasil, obligasi menjadi pilihan lebih aman dan menguntungkan dibandingkan saham.

Apalagi, adanya ekspektasi pemangkasan BI Rate sebanyak satu sampai dua kali yang lebih lanjut, serta data domestik seperti inflasi yang masih rendah dan kondusif.

"Kemampuan dan kerelaan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah juga diperkiraan akan mendorong kelanjutan kepercayaan investor asing yang membaik terhadap obligasi Indonesia," sebutnya.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi menambahkan, posisi yield Surat Utang Negara (SUN) acuan 10 tahun yang tinggi turut berkontribusi pada peningkatan harga obligasi.

Adapun yield SUN 10 tahun berada di 7,06% pada Rabu (5/2) pukul 19.23 WIB, berdasarkan Trading Economics.

Reza juga memperkirakan prospek reksadana pendapatan tetap juga tetap positif di tengah ketidakpastian global. "RDPT diproyeksikan tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari stabilitas," ujar dia.

Meski begitu, Reza tak menampik apabila kondisi ekonomi global menunjukkan perbaikan dan volatilitas pasar saham menurun, reksadana saham dan campuran berpotensi mencatatkan kinerja yang lebih baik dan mungkin menyusul kinerja reksadana pendapatan tetap.

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Catat Return Tertinggi Pekan Ini, Berikut 5 Terbaiknya

Apalagi jika pada semester II terjadi penurunan suku bunga the Fed dan kondisi ekonomi menjadi lebih adaptif, reksadana saham berpotensi mengalami pemulihan. Penurunan suku bunga juga dapat meningkatkan likuiditas dan mendorong investor untuk beralih ke aset berisiko seperti saham.

"Dengan valuasi saham-saham Indonesia yang saat ini relatif murah, terdapat peluang bagi reksadana saham untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik dan mungkin menyusul kinerja reksadana pendapatan tetap," kata Reza.

CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra mengamini bahwa reksadana tetap memiliki prospek yang positif. Menurutnya, di tengah tantangan dengan ketidakpastian global, investor harus 'expect the unexpected' karena secara jangka pendek akan banyak volatilitas pasar.

"Investor perlu mempertimbangkan risiko dan diversifikasi portofolio untuk memaksimalkan potensi return di tengah kondisi yang tidak menentu," tegasnya.

Dari berbagai hal itu, lanjut Arjun, Infovesta Utama memperkirakan di tahun 2025 rata-rata return dari reksadana pendapatan tetap akan berkisar 7,5%-8%. Lalu untuk reksadana saham, rata-rata di 6,5%.

Selanjutnya: CFX Proyeksikan Volume Transaksi Tumbuh Didorong Perkembangan Ekosistem Kripto

Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×